Jumat, 27 Maret 2009

Kalau si kembar berpisah.......

Tadi malam, adikku Arsyad dan Irsyad berpisah sebentar. Arsyad di ajak oleh bapak ibu ke luar (jalan-jalan), sedangkan Irsyad ditinggal bersama aku dan Mbak Ririn. Saat Arsayad sudah pergi jauh ke Semarang bawah, Irsyad diam seribu kata. Aku sudah mencoba untuk menghibur agar tidak bersedih. Aku berkata:'Dek, Ir. Jangan nangis. Masak kamu kalah sama Anda-Anin yang setiap hari pisah. Kan nanti ketemu lagi. Mana sih usilnya Ir? Mana berisiknya Ir? Ayo dong, semangat!' Aku cuma berrkata begitu. Irsyad malah tambah sedih dan menelungkup di bantal. Nyerah deh!
Tiba-tiba, telepon berdering. Mbak yang mengangkat. Dikiranya itu adalah Fafa, teman Irsyad. Tetapi itu ternyata Arsyad! Huh! Pasti nanti Irsyad nangis kalau Arsyad diajak kemana, gitu. Pokoknya tanpa Irsyad! Kuduga, Irsyad akan menangis meraung-raung. Tapi dugaanku salah! Irsyad sedih menitikkan air mata seperti..... IRI! Tetapi Irsyad tidak meraung. Hanya duduk di sofa, menangis sedih, dan tidak mempedulikanku atau Mbak.
Jam sepuluh telah tiba. Aku dan adikku tidur di kamar bapak ibu. Adikku itu sudah terlelap di alam mimpi. Tapi aku mendengar suara mesin mobil. Aku berdiri dari lamunanku, dan pergi ke ruang tamu. Akuu membuka pintu yang tadinya ku-kunci. Ternyata di luar sudah ada Arsyad, bapak, dan ibu. Mereka memberi salam dan hanya aku yang menjawab. Arsyad masuk. Dan kata ibu:'Tadi arsyad juga bilang, kalau.... "Nggak asyik kalau pergi tanpa Ir".' Aku mendesah. Walaupun mereka keseringan tidak akur atau rebutan, mereka tetap saling mencintai dan menyayangi. Kembar itu sungguh...... Tidak diragukan lagi kasih sayang mereka!

Sabtu, 14 Maret 2009

Bubur Ayam Banyumanik

Hari Minggu! Aku akan makan bubur ayam disana. Selain enak, nggak tau tuh kenapa, aku tiba-tiba jadi suka banget sama bubur ayamnya.
Biasanya, aku sisa in buburnya. Tapi sekarang..... Saking sudah lama banget nggak makan bubur ayam, langsung ngebut deh! Malahan, aku lebih cepat dari bapakku (Soalnya, kalau makan , bapakku cepet abizzzz)! Tapi, kenapa adikku ngak suka sih sama bubur ayam yang seenak itu? Udah empuk, anget, and, banyak kacangnya. Kalau udah dicampur, kuahnya juga manis (Eh! kayak Bondan Winarno aja. Ngabsen rasa makanan. He..he..he..).
Bubur ayam ini dijual di Banyumanik. Depan Sarinah. dan di deket toko peralat menjahit dan kain.
Udah dulu ya. Aku mau makan bubur ayam. Pengen ngalahin bapak lagi!

Sabtu, 07 Maret 2009

Jam kuno

Keluargaku, kalau setiap hari Sabtu dan Minggu selalu ke rumah nenek dan kakekku.
Hari Sabtu sudah tiba. Seperti biasa, aku mempersiapkan baju dan kebutuhanku yang lain bersama adikku, Lita.
Aku memasukkan celana rumah tiga, baju rumah tiga, pakaian dalam lima, kerudung dua, celana dan baju pergi dua. Lalu kumasukkan peralatan mendiku. Aku membantu adikku memasukkan celana jins-nya yang super tebal. Setelah selesai, aku dan adikku masuk mobil dan menaruh tas ransel kami dibawah tempat duduk. Ayah dan Ibu sudah menunggu di dalam mobil. Kamipun berangkat. Perjalanan menuju rumah nenek membutuhkan waktu selama tiga jam.
Selama tiga jam di dalam mobil. Akhirnya, sampai juga di rumah nenek. Aku dan adikku yang tadi tertidur membuka mata saat mobil berhenti tepat di dalam garasa rumah kakek dan nenek.
"Kakek! Nenek! Lita ada di sini!" Lita langsung memeluk nenek dan kakek saking kangennya. Padahal, kan selalu bertemu setiap seminggu sekali?
Aku memeluk kakek dan nenek, dan menyalimi beliau.
"Kakek. Besok pagi, kita ke sawah ya? Aku kepingin mencari keong lagi kek." Rengekku pada kakek.
"Iya. Ada yang mau bantu nenek nggak? Tuh! Nenek lagi kesusahan mengupas kentang dan wortel!" Kata Kakek menunjuk nenek. Aku dan adikku mengangguk.
Selesai memasak. Kami langsung makan sup buata kami yang masih hangat itu di ruang makan.
"Eh! Anak-anak! Nenek punya hadiah lho buat kalian!" Kata nenek sehabis makan.
"Kita cuci piring dulu ya!" Kata nenek lagi.
SEtelah mencuci piring, kami ke kamar nenek. Setelah itu, nenek mangambil kotak kecil diatas lemarinya.
"Kalian boleh membukanya." Aku dan adikku langsung membuka kado itu. Dan..... di dalamnya ada sebuah jam tangan!
"Wow! Keren banget! Walaupun kayaknya udah kuno! Tapi, masih keren!" Teriak Lita.
"Iya nek! makasih ya nek." Kataku berterima kasih.
"Sama-sama. Kalian tidur dulu ya. Besok kan mau ke sawah bersama teman-teman mu." Jawab nenek lembut. Aku dan adikku mengangguk lalu berjalan menuju kamarku. Kamar yang bersar dan cukup untuk aku dan adikku.
"SElamat malam, Lita"
"Selamat malam, kak."
SEmenit berikutnya, kami telah diciuim nenek, dan terlena di rangjang tidur yang empuk di sini.