Sabtu, 06 Juni 2009

Huah, pedas.....!!!!!

Malam minggu. Selalu ramai di tempat umum. Aku biasanya ke ADA swalayan hanya untuk sekedar bermain atau sambil berbelanja. Saat pulang dari ADA, kami mampir di 'nasi goreng Ngesrep' untuk makan malam.
Bapak memesan dua nasgor tidak pedas dan satu nasgor pedas. Sambil menunggu, aku ke tempat pengisian air minum bersama Ar-Ir. Setelah dipanggil, kami bertiga duduk di karpet untuk menyantap nasgor.
Ibu berdua dengan aku, bapak sendiri, dan Ar-Ir setengah-setengah. Bapak menambahkan satu sendok miliknya ke masing-masing piring anak-anak. Aku memakan satu sendok nasgorku.
"Huah! Pedas....!!!" Aku meminum sebanyak-banyaknya air minum yang ada di depanku. Aku minum satu gelas, tapi masih tetap terasa pedasnya.
"Kok pedes sih, punyaku?" Protesku.
"Tadi kamu belum ngaduk paling. Kan dikasih satu yang pedes punya bapak." Ibu memberi saran. Aku mengaduk nasgor, lalu menyantapnya lagi.
"Kok masih pedes?" Air mataku keluar karena pedas. Aku meminum lagi air yang ada di depanku.
"Makanya, cepet-cepet di makan biar nggak pedes lagi." Ibu memberi saran lagi.
Aku memaksakan diri lagi. Aku menyendok nasgorku.
"Sepedes apa sih?" Tanya bapak. Bapak mengambil piringku lalu memasukkan satu sendok nasgor ke dalam mulut.
"Ini yang pedes! Yang bapak makan tadi kok rasanya nggak pedes banget? Lah, punyamu udah tak makan banyak, Bit." Seru bapak. Aku mengambil sapu tangan di kantung untuk mengelap air mataku gara-gara kepedasan. "Ibit nggak bohong." Tambah bapak lagi.
"Biar ditambahin Ar sama Ir aja dulu." Ibu mengambil piring, lalu mengambil masing-masing satu sendok dari piring Ar-Ir ke piringku. Arsyad sempat bingung, kenapa nasgornya diambil.
"Kok punyaku diambil?" Tanya nya.
"Ini buat Mbak Ibit, Ar." Jelas ibu sambil menyerahkan nasgorku. Lalu aku memakannya sampai ludes.
Memang, yang bapak makan sangat pedas! Bapak sampai-sampai tidak tahan juga. Aku memakan punyaku, tidak pedas sama sekali.
Wah, wah, wah. Ini adalah pengalaman lucu yang takkan pernah kulupakan.