Kamis, 25 Februari 2010

Main Tebak-tebakan#1

"Huuu... Kakak! Aku tadi dipukul Tito gara-gara salah menjawab tebakannya!" Dania masuk ke kamar Vania. Vania yang sedang mengisi TTS langsung berhenti dan meletakkan pensilnya.
"Ada apa, dik?" Vania mengelus poni rambut Vania. "Sakit ya? Besok Kakak bicara sama Tito deh, biar nggak mukulin kamu lagi. Sekarang, dikasih minyak penyembuh dari nenek dulu ya. Semoga tidak memar dan benjol!" Vania memberikan minyak penyembuh pada dahi adiknya itu, lalu dibuatkannya teh hangat untuk menemani Vania di ruang tamu.

Tapi, Vania langsung ke rumah Tito untuk menasehatinya.
TOK! TOK! TOK!
"Ada apa Kak Vania? Perlu sama Tito atau orang tua Tito?"
"Kakak ada perlu sama Mama kamu, kalo nggak ada sama kamu aja ya, To!"
"Ya udah, kak. Masuk dulu yuk ke kamar aku!" Tito menutup pintu dengan kasar. Tito membetulkan letak kaca matanya. Walaupun seperti kutubuku, sebenarnya ia anak yang nakal dan bandel serta suka mengerjai orang.
"Tito, tadi kamu memukul adi kakak sampai biru ya?"
"Iya. Memang kenapa kak? kan salahnya sendiri nggak bisa jawab tebakanku. Padahal gampangnya minta ampun! Soalnya: bagaimana cara melompati monas? Masa, Dania nggak tahu jawabannya? Jawabnnya kan: lompat aja sendiri! Monas kan nggak bisa di lompati! Dania malah jawab'lompatnya harus lebih tinggi dari pada Monas!'"
"Tapi, adikku kan nggak tahu jawabannya jangan kamu pukul dong! Seharusnya, yang kalah gantian memberi pertanyaan, kan susah mikirinnya! yang tadi memberi pertanyaan, jadi yang menjawab! Atau, yang menang nggak memukul, tapi memberi pertanyaan lagi hingga jawabannya semua benar!"
"Iya, kak. Tito minta maaf..."
KEESOKAN HARINYA.......
"Aduh, kok Dania belum pulang sih, Vania! Cari adikmu dulu gih! Udah sore, Mama mau masak makan malam dulu!"
"Aduh! Jangan-jangan dikerjain Tito lagi. Harus ku beri pelajaran dengan halus!" Vania berjalan mengitari kompleks. Terlihat adiknya menangis di dekat kaki Tito. Tito tersenyum licik sambil memandang Dania.
"Dania! Kata kakakmu, sebelum jawabanmu benar, baru kamu boleh pulang or memberi pertanyaan untukku! Ayo! Gimana caranya masukkin gajah ke kulkas! Jawabannya gampang!"
"Hu...hu....hu... aku nggak tahu.... gajah kan nggak bisa dimasukin ke kulkas!"
"Payah! Ini pertanyaan lelucon! Jadi, jawabannya bisa nggak nyambung bisa juga nyambung! Pikirkan baik-baik! jawabannya seperti kalau kamu masukkin botol minuman ke kulkas!"
"A, a....ku nggak ngerti, To... beri aku kesempatan untuk berfikir di rumah!"
"No way, Dan....." Vania sudah berdiri di belakang Tito.
PLOK!
Vania memegang pundak Tito. Tito menghadap ke belakang.
"WA...!!!! Kak...kak Vania??!!!"
"Kamu apakan adikku lagi? Sini Dania!"
"Loh, lho? Katanya Kakak sebelum jawabannya....."
"Memang, tapi kalau bermain ingat waktu! Kalau kamu berhasil bermain secara lembut tanpa sekali pun nakal, akan aku berikan hadiah.
"Wah....."
"Kalau sehari kamu bisa melakukan satu kebaikan, teruskan ke hari esoknya. Kau tak kan pernah menyesal berbuat baik seperti itu..... Jadi, aku dan Dania pulang dulu. Ku tunggu kebaikanmu besok ya!"

Tito memandang Dania dan Vania yang perlahan-lahan pergi. Dania berharap, Tito bisa melakukan sebuah stau kebaikan atau lebih.....

Jumat, 05 Februari 2010

Terhibur nggak???

Setelah pelajaran bahasa arab, Pak Sodiq berkata di mikrofon yang ada di tingkat bawah.
"YANG IKUT DRUM BAND, MOHON MAAF. PAK ANWAR TIDAK BISA DATANG KARENA SAKIT. BERARTI, DRUM BAND MINGGU INI DILIBURKAN DULU... TERIMA KASIH"
Aku mendengarkan pengumuman itu dengan seksama.Teman-teman mengusulkan kita akan bersenang-senang bersama. Tapi, gimana ya???? Boleh juga sih. Tapi, aku dapet nomor buat telepon ojek. Akhirnya aku telepon di kantor TU. Tapi setelah dicoba beberapa kali, tetep nggak di angkat. Akhirnya, aku mengikuti teman-temanku untuk bersenang-senang.

Setelah ganti baju, kami langsung makan siang di warung makan. Lalu, kami ke mushola. Aku, Niemas, Reza, Vina, Ais, dan Dilla tercengang. Kaget sekali! Di teras mushola terdapat meja kecil yang disusun seperti ini: dua meja di bawah, satu meja di atas. Jadi kayak tempat duduk penonton gityu... benar-benar diduduki! Dan terlihat Syahda dan Salsa sedang siap-siap. Apakah ada acara? Tapi apa????

Aku akhirnya duduk di samping Billa. Umi membawa HP milik Syahda untuk merekam video.
"1, 2, 3..!!!!" Teriak para penonton. Syahda dan Salsa ternyata membuat acara show kecil-kecilan wushu. Bagus sekali ide mereka berdua. Kami terhibur melihat Syahda dan Salsa memperlihatkan wushu mereka. Tiba-tiba, aku memiliki ide bagus dan akan melatih kepercayaan diri penonton. Aku turun dan membisikkan ideku pada Salsa dan Syahda.
"Oke. Kami akan membuat acara show yang beda. Ada yang mau mementaskan sesuatu???? Selain aku dan Salsa????" Tanya Syahda lantang. Aku mengangkat tangan.
Ada yang lain??? Reza ke depan tapi hanya mau bernyanyi berdua bersamaku.
"Aku mau! Tapi aku maunya jadi presenter. Sama niemas dan Billa." Teriak Vina sambil mengangkat tangan. Boleh juga....

Aku dan Reza menunggu wushu Syahda dan Salsa selesai. Mereka membungkuk, penonton berteriak meriah SEKALI...!!!! Benar-benar seperti acara show di tivi!
Aku dan Reza maju ke depan. Kami menyanyikan lagu Bunda hingga selesai. Ada yang mbrambang gara-gara terharu. Pokoknya..... ya, gitu deh!

Aku dijemput ojek. Akhirnya, acara show selesai. AKu dapat hadiah es teh dari Syahda karena sudah memberi ide yang bagus.
"Idemu juga bagus. Biar orang-orang nggak mati kutu." Aku naik motor dan meminum es tehku.

TERHIBUR NGGAK??!!!

Selasa, 02 Februari 2010

Enid Blyton

Buku-buku tulisannya sangat sempurna. Bisa dibayangkan di pelupuk mata. petualangan bisa kita rasakan sendiri. itulah yang kurasakan saat membaca buku karya Enid Blyton.

Benar-benar mengagetkan. Awal aku tahu Enid Blyton adalah saat ibu membelikanku "lima sekawan". Judulnya, aku lupa. Pertama kali aku melihat buku tebal itu, aku langsung menolak untuk membaca. Tapi ibu memaksa. Akhirnya, kubaca sedikit demi sedikit. Walaupun awalnya banyak yang tidak aku mengerti. Setelah membaca satu buku penuh, aku minta dibelikan lagi dan ketagihan hingga membeli karya Enid Blyton lainnya.

Aku suka "lima sekawan", "malory towers", dan "Pasukan Mau Tahu".

Di lima sekawan, petualangan yang seru selalu terbayang. Ah... andaikan aku mengalami semua itu. Saat-saat paling menegangkan adalah saat aku membaca lima sekawan yang berjudul:kereta api hantu. Aku tidak akan membaca buku itu kalau sudah malam. Takut bermimpi buruk. Tapi benar-benar menegangkan.

Malory Towers, karena apa ya...??? Oh ya! Aku merasa sudah sekolah asrama walaupun sebenarnya tidak. Setelah membaca buku itu sebelum tidur, pasti aku bermimpi bersekolah di asrama dengan semua teman-temanku di sekolah nyata.

Pasukan Mau Tahu, ya pastilah tntang anak-anak yang ingin tahu! Di buku ini, menceritakan anak-anak yang mengalami... bukan petualangan. Tapi misteri. beda dengan lima sekawan. Di Pasukan Mau Tahu, kejadiannya ada di sekitar mereka dan isinya banyak pembantunya. Kalau di lima sekawan, tidak selalu ada tokoh baru yang membantu memecahkan misteri. Tunggu... kayaknya kebalik deh! Eh, ternyata bener kebalik. Sori yah... :P

Itulah sekilas ulasan dari karya-karya Enid Blyton.....