Sabtu, 03 November 2012

Cerita dari Gadis Pelupa

Halo....! Gadis pelupa disini! Sekarang, aku mau ceritain tentang pengalaman seorang gadis berumur 12 tahun bernama ibitsukma, dari kelas VII B. Agar lebih mudah menceritakannya, kuumpamakan aku adalah ibitsukma di cerita ini. Cekedot....





Inilah perjalanan pulang setelah latihan di TBRS dan makan siang di Bakso Pak Kumis *nyam-nyam! :d*. Menuju ke rumah. Di perjalanan, aku ngelamun tentang besok lusa, yakni hari Senin. Walaupun tas bakalan berat banget berisi buku-buku pelajaran yang nanti di sekolah hanya dipake satu jam pelajaran, tapi nanti ada olahraga. Pelajaran yang bakalan aku sukaaaaaa banget kalo nggak ada olahraga bola besar ataupun bola kecil. Because what? Aku trauma banget sama benda bulet itu. Jadi, sekarang, aku hanya SUKA pelajaran olahraga.

Hmmm.... ngomong-ngomong olahraga, baju olahragaku udah di cuci kan? Kok insting deja vu-ku bilang, baju olahragaku belum tak bawa pulang. Hmmm.... aku pulang naik damri kayaknya tak bawa.... Naik ojek..... NGGAK TAK BAWA!!!!!!!!!
"IBU!!!!!!!!!!" *ibu ngerem mendadak, seluruh dunia masuk ruang praktek THT karena suaraku. keep calm... ini fantasi liar-ku* "besok senin, olahraga..... bajuku.... di VII E.... abis pramuka!"
Terus aku ceritain semuanya.

Karena masih di deket ADA, akhirnya diputusin mau mampir SMP dulu. Sampe sana, gerbang masih dibuka lebar-lebar. masih ada ekstra yang belum selesai. Ada Paskibra yang latihan buat lomba, ada silat juga. Dua member VII B ikut ekstra ini lho! *promosi*
Aku sama Santa nyari bapak "kawat gigi" yang biasa ngunci pintu-pintu kelas. Yah, basa-basi dulu sih. Bapake bikin mupeng. Setelah mendapat kunci VII E, di dalam kelasnya, aku mencari tas yang ada gambar kereta tomas. Aduh, rasanya udah nangis kalo nggak ketemu. Ini pun, mataku udah sakit nahan air mata. Tau kan, rasanya? Pak Mad itu gurunya tegas banget, masalahnya. Terakhir ada yang nggak pake baju olahraga, beliau pernah bilang.... "yang nggak pake baju olahraga bapak suruh duduk di pinggir lapangan. nggak usah olahraga! dan nggak dapet nilai!". Haduh....

Santa buka lemari yang ada di belakang. Lalu kulihat....
Tas itu! Langsung kusambar dan ku cek dalamnya. Komplit semua, pulpen yang kucuri pas di lab bahasa *lha nggak ada yang ngaku itu punya siapa yo tak ambil to,,,,,,* juga masih ada. Fyuuh.....
Di bawah, aku ngembaliin kunci ke Pak "Kawat Gigi".
"Makasih, ya Pak..."
"Hwe-eh..."
"Hah?"
"Hwe-eehhh!!!"




Nah, selesai sudah cerita dari ibitsukma. Hari ini juga, dia bilang....

Selasa, 30 Oktober 2012

Ulangan Dadakan

Pelajaran IPS. Hari ini.... Tiga jam pelajaran. Asyik! Ada Pak Tris! Ada lawakan apa lagi ya, nanti?
Aku berdiri di belakang pintu. Aku pingin liat, Pak Tris berjalan di koridor tu, seberapa ganteng! *halah*. Ternyata, guru PPL yang dateng. Ada Bu Dian sama.... aku lupa yang satunya. Baru, sih. BTW, guru PPL kadang dianggap enteng sama anak-anak 7B. Kadang prihatin sih, yang penting aku nggak rame walau kadang rame. #lho?
Bu Dian mau ngajar Ekonomi. Ketika Bu Dian mau mendikte (untuk dicatat), baru beberapa kata.... "Itu udah, Bu! Udah!" banyak yang bilang gitu.

Aku bingung sendiri. Yang salah aku atau mereka? Sing ngajak gelut catetanku apa aku sing keset? Tadi kayaknya ada kata 'Perilaku Manusia terhadap....' dan di catatanku BELUM ADA! Di samping kananku ada Kumala. Kayaknya tadi dia juga bilang 'udah'. Akhirnya Bu Dian mendekte yang lain.
Lamaaaaa banget Bu Dian ngajar. Karena aku nggak suka ekonomi, aku cari ide buat bikin komik empat panel. Setelah hampir setengah jam, aku mau nggambar.....
"Sekarang, siapin selembar kertas! Kita ulangan!"

JLEGEEERRRR........!!!!!!!!!

Aku hampir nggak merhatiin teori Bu Dian, dan sekarang ULANGAN?! Aduuuhh.... keringet dingin aku. Bu Dian udah selesai ngehapus papan tulis. Aku cuma bisa menelungkupkan kepalaku di meja. Mati aku! Badanku udah gemeteran sekarang. Bu Dian bener-bener berubah drastis. Yang awalnya biasa aja, sekarang jadi Pak Tris versi mahasiswi! #eh....
Aku cuma mbukak buku paket beberapa detik dan memasukkannya ke dalam loker. Di meja cuma ada kertas sama disgrip. Udahh.... aku cuma pasrah dapet nilai empat. Mikir angka empat ada di bukunya Pak Tris, aku makin gemeteran. Keringetku masuk kuping.

"Nah, soal pertama."
Spontan aku kaget. Cepet-cepet aku nulis. Eh, halaaahhhh....! Macettt! Aduh, mana pulpenku yang satu? MANAA??!! Oh, ini.
"Satu, tuliskan pesan dan kesan terhadap Bu Dian."


.......................................
.......................................
......................................

"Buk-nyaaa!!!!!!!!!"
"Bu Dian!!"
dan teriakan semacam itu meramaikan kelas.
Aku cuma teriak 'Aaaa' terus badanku lemes semua. Nyenden kursi. Sumpaaah.... detak jantungku keras banget. Terasa. Huh, Bu Dian tu pantesnya jadi aktris! Tega-teganya menipu anak kelas tujuh yang udah nggak poloss........

Yah, tapi aku udah dapet hikmah. Kalo lagi pelajaran jangan nyari ide atau bikin komik empat panel!

Kamis, 11 Oktober 2012

Praktek Bahasa Indonesia (2)

Barusan tadi pagi, saat pelajaran Bahasa Indonesia, setelah membuat tiga paragraf dengan tema bebas, kami anak 7B dijelaskan tentang Buku Diari. Yang ada di buku catatanku adalah ; "Buku Diari adalah buku tempat dimana seseorang bisa menulis peristiwa suatu hari atau curahan hati."

Dengan sedikit keterangan, guruku langsung menyuruh kami menulis diari di buku catatan. Maksudnya. disuruh membayangkan bahwa buku catatan kami adalah buku diari dan menulis SATU pengalaman saja. Boleh berbohong. Boleh berkhayal.

Awalnya aku ingin menceritakan mimpiku beberapa hari yang lalu. Aku bermimpi naik motor bersama ibu dan Irsyad. Lalu Ibu melompat ke kanan dan Irsyad melompat ke kiri. Sedangkan aku di motor sendirian ketika motornya "menggila sesaat" dan aku ditolong teman SD-ku tapi aku terjatuh......
dan aku bangun dengan bantal yang basah akibat keringatku.

Aku ingin menceritakannya di depan kelas. Tapi temanku ada yang menyarankanku untuk menulis pengalaman tentang aku yang ditinggal pulang oleh ibuku. Hmm.... Itu lebih menarik. Aku bisa membuat teman kelasku tertawa. Aku pun mengantre. Sambil menunggu temanku yang lain bercerita, aku menulis. Tapi ternyata temanku selesai lebih cepat dari yang kuperkirakan. Akhirnya aku ke depan tanpa membawa buku. Kusiapkan kata-kata di dalam hati.

"Jumat, 5 Oktober 2012. Setelah pramuka. Kira-kira pukul lima sore. Setelah melihat Vivi diceburkan ke kolam ikan. Setelah aku diceburin ke kolam ikan oleh Wisda, aku keluar gerbang dan berniat membeli jajan. Lalu melihat mobil ber-plat H **** **. Aku diem. Lalu sadar! Itu mobil yang nyetir Ibuku!" sampai situ teman-temanku mulai tertawa. "Aku langsung lari sambil ngawe-ngawe sambil teriak 'Ibuk! Ibuk!!!'. Terus ada yang manggil aku. Nggak tau itu siapa. Pokoke tak cuekin. Aku lari terus... Tapi aku ketinggalan." Mereka tertawa lagi. "Akhirnya aku nunggu angkot kuning. Selesai."

Dan waktunya sesi tanya-jawab.

"Bit! La kamu sampe rumah protes, nggak?"
"Protes lah! Gini... 'Bu! Aku kok ditinggal to! Aku lari-lari sambil kedinginan habis diceburin ke kolam ikan...."
"Terus Ibumu bilang gimana?"
"Ibuku bilang gini; 'La Mbak Ririn bilangnya kamu udah nggak ada!"

"Bit! Mau tanya!"
"Hem?"
"Kamu ngejar sampai bangjo nggak?"
"Iya.... Trusss???"
"Lampunya merah nggak?"
"Iya, sih."
"Kok nggak kekejar??"
"Jadi gini... Aku lari-lari, dari jauh udah kelihatan lampunya merah. Udah ngucap hamdalah berkali-kali. Nah, pas mau nyampe.... Eh-eh-eh lampune ijo terus aku ditinggal..." dan mereka tertawa lagi.

"Bit!" kali ini Ovi.
"Hem??"
"Aku cuma mau beritahu aja..."
"Apaan?"
"Aku yang manggil-manggil kamu."
"Oh, emangnya kenapa?"
"Aku mau ngajak kamu bareng."

MAK JLEEBBBB!!!!



"Sudah? TERIMAKASIH....."

Kamis, 04 Oktober 2012

Praktek Bahasa Indonesia

Belakangan ini, guru Bahasa Indonesia-ku melaksanakan beberapa praktek dari materi yang disampaikan. Seperti membuat pertunjukan dari cerita fabel, membuat susunan acara, membuat drama singkat, atau mengubah lirik lagu.

Tugas pertama yang kuingat, adalah membuat drama pendek. Beranggota lima orang pula. Ada WW, Has, Sultan, Naba, Mila, dan aku. Aku membuat cerita bertema permusuhan, bercerita tentang anak kesepian yang iri dengan teman-temannya yang lain RT namun bisa bermain bersama. Lalu anak itu mengadu domba kedua anak-anak RT tersebut. Dan yang menjadi anak pengadu domba adalah AKU. Drama kami sukses. Walaupun Has sedikit lupa dengan dialognya. Namun bisa ditutupi.

Lalu.... Saat ada tugas membuat pertunjukan fabel, kelompokku yang beranggotakan lima orang, memakai gabus sebagai bahan utama panggung kami. Gabus itu juga kami gunakan untuk wayang yang akan menjadi tokoh cerita ini. Cerita fabel yang kubuat bercerita tentang burung pelikan yang menghasut tiga ikan kecil di permukaan laut agar bisa ia makan. Dan di cerita ini, aku bermain sebagai sang pelikan, si antagonis. Temanku WW, dia mengomentariku. 'Kenapa Ibit selalu dapet peran antagonis?? Padahal dia yang bikin cerita.' Yah, saat drama, memang aku yang buat cerita dan aku yang antagonis pula.  

Nah, tugas praktek selanjutnya, ada praktek membuat susunan acara resmi dan tidak resmi. Susunan acara resmi, dibuat di atas kertas HVS yang ditempel satu sama lain dan dituliskan susunan acaranya di atas lembaran kertas itu. Susunan acara resmi yang kelompokku buat adalah susunan acara perpisahan kakak kelas sembilan yang kubuat sesing-singkatnya agar tidak boros kertas.
Susunan acara tidak resmi harus dipraktekkan semacam drama. Awalnya, kelompokku membuat ide 'buka bersama' yang sampai hari H sudah disepakati. Namun, setengah jam sebelum tampil, saat aku menyalin pidato pembukaan, kelompokku merubah susunan acara 'buka bersama' menjadi acara 'launching buku'. Aku meminjam buku perpustakaan yang kebetulan dipinjam temanku. Buku berjudul 'Just For Girls' itu kami tetapkan sebagai buku yang di launchingkan olehku. Sejenak aku membaca sinopsis novel itu.
GOD!
Ini cerita tentang orang pacaran dan aku belum pernah pacaran! Nah, karena aku ingin ada sedikit komedi, aku menambahkan pertanyaan pada Ovi yang akan menjadi wartawan, 'apakah ada kendala dalam membuat novel ini?' lalu akan kujawab 'ya, ada satu kendala. Saya belum pernah pacaran!'.  Dan acara 'pura-pura' kami pun sukses.
Ada kelompok lain yang membuat acara ulang tahun yang mengikutsertakan Fahry sebagai komedian. Dia melawak di depan kelas dengan lawakan Stand Up Comedy yang berhasil membuat seisi kelas tertawa. Begitu juga guruku.

Nah, yang baru saja terjadi beberapa hari yang lalu, adalah praktek mgnubah lirik lagu. Guru kami mengizinkan kami memilih lagu apa saja dan memerintah kami untuk menulis lirik aslinya pada buku tugas. Aku memilih lirik lagu Butiran debu dari Rumor. Tidak semuanya kutulis. Hanya bagian awal sampai reff pertama. Lalu, guru kami menyuruh kami untuk mengubah liriknya sesuai keinginan kami. Boleh dengan tema apa saja.
Aku mengubah lirik lagu menjadi lirik narasi. Seperti ini liriknya ;

Namaku cinta
Ketika di pagi hari
Berbagi garam bersama adikku
Namaku cinta
Ku dimarahi ibuku
Karena sudah, menghabiskan garam

Hingga tiba saatnya
Ibuku menyuruh
ku untuk membeli
garam di minimarket

Di jalan ku terjatuh dan menangis keras
Uangku hilang terjatuh ke dalam selokan
Aku terduduk dan aku tak berani pulang
Karena tak bawa suruhan ibu....

Aku menyanyi di depan kelas sambil menahan tawa. Teman-temanku tertawa saat aku menyanyikannya, karena itu pula aku tak dapat menahan tawaku dan tertawa di tengah-tengah lagu.
Ada juga Mas Gam yang menyanyikan parodi lagu 'Anak Kambing Saya'. Kalau tidak salah, lagunya seperti ini;

Mana dimana 
Anak kambing saya
Anak kambing saya ternyata ada disini

mana kambingnya?
ITU!
Mana kambingnya?
ITU!
Saya bapaknya, kamu anak-anaknya...                    

Ada satu lirik lagu lagi yang isinya lucu. Dari Von. Tapi aku lupa liriknya. Nanti saat aku ingat, ku edit entri ini.



Wokeee..... selesai sudah aku menceritakan tentang praktek bahasa-ku. Jariku capek nulis sebanyak ini. O iya, entri ini kutulis di laboratorium komputer sekolah yang di bawah. Sambil menunggu waktu pramuka. Hehe.
C U!

Rabu, 12 September 2012

O.S.I.S

SMP tu bener-bener ya...?
Sibuuukkk bangeettt.... #nggayane
Herannya, aku mencalonkan diri jadi OSIS. Mencalonkan diri jadi OSIS. Kurang jelas....? MENCALONKAN DIRI JADI OSIS. Kurang jelas lagi???? MEN-CA-LON-KAN DI-RI JA-DI OSISS!!!!!!!

Sumpah, heran banget aku. Yahh... ada perasaan nyesel dikit, lah. Perasaan menyesalku itu kudapatkan ketika tes tahap II. Wawancara. Yah, cuma empat suku kata aja sih.... wa-wan-ca-ra. Tapi..... pertanyaan nya itu loo.... nyelekit gimana-gimana..... gitu.

Pas tes tahap I, ngerjain ilmu pengetahuan umum. Yah, gimana ya.... Bukannya bermaksud sombong. Tapi banyak yang aku kosongi. :P. Ada yang pertanyaannya tuh, gini... ;
----Sebutkan tanggal, dan tempat lahir Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono!
----Sebutkan gelar apa saja yang dimiliki oleh kepala sekolah!
----Sebutkan warna apa saja yang ada di bendera Russia.

Oke, yang terakhir masih bisa di toleransi lah *padahal nggak ngerti arti ne toleransi*. Kurang belajar aja.... *padahal nggak belajar sama sekali buat ujian*.
Pas pengumumuman, aku diterima di tes tahap II. Nilaiku 10. Bukan 10 sempurna.... Yang tertinggi di kelas VII, kalo nggak salah.... 23. Kelas VII nilai minimal 5. Kalo kelas VIII, nilai minimalnya 12.
Nah.... Pas di tahap II, aku ditanyain, kenapa pingin jabatan ini, menurutmu, OSIS itu kayak gimana? Wah, ndredeg dari ujung rambut sampe ujung kaki. Terus disuruh nyanyi. Habis nyanyi tu, badanku makin geter gitu... Keringetku masuk telinga. Rasanya aneh.

Habis wawancara itu, aku punya perasaan sedikit menyesal karena ikut OSIS. Pantes aja temenku yang punya kakak, kelas VIII nggak mau jadi OSIS. Mungkin udah ditakut-takutin. *tapi kakak nya ternyata ikut. takut dapet saingan kali, ya???*

Nah, tadi di sekolah, istirahat kedua habis makan dari kantin.... *kenyang bianget. glegeken dua kali di jalan, dua kali pula ditegur sama temenku karena nggak nutup mulut -___-"* Aku masuk kelas bareng temenku itu, Fira.
Aku masuk.... Temen-temenku yang ada di dalem kelas langsung....

"Weess.... ini dia yang jadi OSIS!"
"Traktir! Traktir!"
"Selamet ya!!!"
Berbagai teriakan menyambut. Aku cuma melongo sendiri. Aku jadi OSIS?
Melihat reaksi ku yang kosong, temenku-temenku kayaknya sadar, kalo orang yang di selametin malah enggak tau. "Aku jadi OSIS??" bisikku.
"Kamu tadi nggak denger di 'halo-halo' *maksudnya megaphone* tadi to???"
"HEH??!!" aku histeris sendiri. "Liat, yoo!!!" aku narik tangannya si Fira.

Di hall, di papan pengumuman, aku lihat kertas yang ditempel. Judulnya 'siswa yang lolos ujian tahap II OSIS'. Aku langsung nyari namaku.

Hoh. Ada.

Tanganku bergetar. Aku narik tangannya Fira langsung lari ke lapangan terus lompat-lompat nggak nggenah. Seneng. Tapi sebenarnya aku belum jadi pengurus OSIS. Aku hanya lolos tahap II dan maju tahap III. Yah.... seneng banget lah. Aku maju tahap III bareng Candra, temen kelasku.
Karena lompat-lompat, aku ditegur lagi sama si Fira. 'Kamu abis makan, nanti kamu sakit perut lho...'. Yah, nggak ku peduliin sebenernya. Tapi aku langsung jalan seperti orang normal lagi.

Sebenernya, rasa menyesalku karena ikut OSIS makin sedikit bertambah. Tapi, kalau mau mengundurkan diri, kok sayang banget gitu. Aku udah berhasil sampai tahap III. Dari tujuh anak yang ikut dari kelasku, cuma dua yang maju tes tahap III.
Aku mencoba untuk melihat sisi positifnya. Kalau aku ikut OSIS, aku punya pacuan buat dapet nilai bagus di seluruh pelajaran.

Besok Kamis aku harus izin ekstra lagi karena ikut tes. Semoga aja, aku berhasil.

Senin, 27 Agustus 2012

Lebaran 2012

Oke...
 Ini udah jauh dari lebaran ya, tapi nggak mungkin aku nggak mengucapkan 'selamat Idul Fitri' buat para pembaca blog konyolku ini...

Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi yang merayakan....
Taqobalallahu Minna Wa Minkum,
Mohon maaf lahir dan batin...

^___^

Jumat, 10 Agustus 2012

Bukber dan ultahku

Jam lima ada bukber di SD. Jam lima ada bukber di SD. Jam lima ada bukber di SD....!!!!
Kalimat itu selalu kuingat hari ini. Kubayangkan juga teman-temanku yang memberi aku kado di hari ulang tahunku ini. Tapi sepertinya... tidak..... Tidak mungkin mereka masih mengingat hari ulang tahunku. Kecuali aku mengingatkan mereka.

Mbak Ririn menyiapkan nasi goreng dan es campur dan air putih sebagai bekal berbuka disana. Ada beberapa temanku yang PASTI datang. Niemas, Fina, Tasya, Billa, Umi, Dilla, dll.

Aku berangkat naik ojek. Sampai di depan gerbang sekolah, Aku berpapasan dengan teman sekelasku. Niemas, Fina, Dilla, Sinta, dan Intan. Adiknya Sinta.
Di dalam, aku langsung menghambur pada wali kelasku dulu. Pak Parwoto. Lalu salim dengan guru-guru yang lain. Kami para alumni duduk di bagian belakang bersama para guru. Huh. Yang datang cuma angkatan IV. Angkatan I, II, III nggak ada yang datang sama sekali.

Di belakang, para alumni BENAR-BENAR NGGAK MENDENGARKAN dan TIDAK MEMPERHATIKAN GURU YANG SEDANG BERBICARA. Tapi kami kan kangennn. Satu sama lain. Guru-guru yang lain juga pada ngrumpi. Masa kita nggak boleh?
Kita kan setengah jelangkung, bu.... Datang tak diundang... Pulang diantar... Sama supir masing-masing.... Hihihi.

Dan inilah foto-foto narsisku dengan temanku. Di belakang.



Yak! Saatnya berbuka... do'anya dipimpin sama Rizal. Aku langsung meminum es campurku. Dan memakan nasi gorengku yang porsinya lumayan ini. Niemas sama Fina ngomongin kerudung terus.... pada mau ke kamar mandi. Benerin jilbab. Yahh... paling rahasia antar-sahabat. Biasa....
Aku belum selesai menghabiskan nasigoreng ku. Tapi yang lain udah pada pergi.
"Oy! Oy! Masa aku ditinggal too??? Nasi gorengku belum abis nih, lo... Ahh... kalian sama aja kayak dulu! Selalu ngikutin Niemas...! *teringat masa lalu. hiks.* Ya sudah..."
Aku menghabiskan nasi gorengku. Yang sudah selesai pada mau sholat. Karena rukuhku ketinggalan. Udah lah, solat di rumah aja...

Selesai makan, aku membereskan kotak makan dan tempat minumnya ke dalam tas dan beranjak pergi setelah pamit para guru. Aku melewati toilet TK. Hmm... kan tadi Niemas-Fina pada ke kamar mandi? Ikut campur, ahh... wah! BENER! Ada sandalnya mereka berdua. Ada sepasang lagi. Nggak tau punya siapa.
 
 *maaf, agak gelap* 

Saat kuintip. Dilla, Niemas, dan Fina sedang mengerubuti kotak yang berisi.... KUE! Dengan lilin angka 12 di atasnya... PASTI BUAT AKU! Batinku sih, gitu...
"LHO! IBITT!!!"
"PERGI SANA! HUSH!"

Aku cuma terkikik. "Aku udah tau, kok..."
"Bisa nggak kamu pura-pura nggak tau, Bit???" tanya Dilla dengan polosnya. Hm. Jenius.
"Iya, iya.. Aku jalan dari sana ke sana. Aku nggak tau kalian ada disini..." balasku seadanya. Tapi kukerjakan juga yang kuucapkan tadi.
dari ujung ke ujung. Aku belum dipanggil. aku bolak-balik aja deh...
Idihh... merinding aku! ngeliatin bambu deket aula!

Dilla lalu tadi keluar dari tempat persembunyiannya. "Apa, Dil? Mau manggil aku???"
Dilla langsung balik lagi tanpa menjawab. Aku langsung semangat.

Cahaya lilin dari jauh sudah terlihat. Aku datang, mereka bertiga berdiri sambil menyanyikan lagu 'Happy Birthday To You'. Fina membawa kotak berisi Chiffoon Cake. "Tiup ya, Bit..."
"Dibawah aja..." ucapku.
Cahaya lilin yang terlihat dari jauh ternyata menarik perhatian orang yang lewat. Beberapa ada yang datang. menyanyikan lagu HBD juga.

Sebelum meniup lilin, kufoto dulu kuenya. Walaupun ada lilin yang mati karena tadi diletakkan ke lantai agak cepat.


"tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga. Sekarang, juga.... sekarang juga..."
Aku berdo'a. semoga aku bisa akrab dengan teman baruku di 7B. Dan tetap menjalin pertemanan dengan kawan-kawan SD-ku ini. Dan dibolehkan buka bersama dengan 7B di ***. Fuuuhhh...!

"potong kuenya, potong kuenya, potong kuenya sekarang juga...." itu yang dinyanyikan anak cewek. Niemas memberikan pisau plastik warna putih. Sedangkan yang dinyanyikan anak cowok....
"bagi kuenya, bagi kuenya, bagi kuenya, sekarang juga..."

cepat-cepat aku memotong kuenya. dan membagikan satu per satu pada teman-teman yang mengelilingiku. ada juga yang tidak sabar, lalu mengambil pisau dan memotongnya sendir. terserah. aku benar-benar senang di senja ini.

puas membagi kue, aku mengabadikan momen ini dengan memotret aku, Niemas, dan Fina. Aku meminta tolong pada Afi. Yah.... agak gelap. Tapi tak apalah...



lalu kami membersihkan lantai yang penuh dengan remah-remah roti. Kubungkus juga roti yang masih tersisa banyak. kami berjalan menuju gerbang untuk menunggu penjemput kami.

kami duduk di bawah pohon di atas rumput.rasanya sejuk. aku SMS an dengan Ovi. teman sekelasku. aku lupa kenapa. pokoknya aku dipanggil oleh Niemas. kutengok ke arah atas. dan...
WUURR!!!!
Bedak itu menghujani jilbab dan wajahku. ada yang masuk mulut, pula! awalnya kukira ini terigu. tapi kok wangi ya? INI BEDAK!!!!
&^$%#%$#@(&*&^%*^!!!!! Perasaanku tak karuan!

"Pinjam bedaknya, Niem!" Niemas melemparkan botol bedak bayi kepadaku. Ku kejar mereka. Sampai mereka dijemput satu per satu.
Alhasil, tinggal aku dan anak cowok (alumni) yang tersisa.
"Halah, Ibit ki ra menaki. Aku yo gelem, melu perang-perangan..." ZR bilang begitu.
"Oohhh... gitu...."
SPLASH!!!
Bedak itu kukenakan pada wajah ZR. Kena Afi juga.
Ups, tutupnya lepas. Bajunya ZR kotor....
"Halah.... reget..."
"T...tapi kamu yang minta kan, tadi???" ucapku sambil meringis.

Tak lama setelah bercengkerama dengan anak cowok, akhirnya aku dijemput juga. Aku dan adikku pulang.
Malam ini, malam yang membahagiakan.
Sangat membahagiakan.
Sangat.




thanks to my all my friends....
And you....
Niemas, Dilla, Fina....
Thank you so much!
You gave me a cake....
Beautiful cake, because the cake was mixed with our friend's love...

thanks to all...
all of you...
when you say...
"HBD!"
"Happy Birthday!"
"Selamat ulang tahun..."
 "Sweet 12th!"
or other...
i'm happy when read that words...


Thanks....

My New Junior High School

Yep, lulus SD, pasti sudah terbayang betapa repotnya mencari SMP Negri favorit. Sudah ada dua plan di tanganku. Spensa dan Spedusa. SMPN 1 n SMPN 21. RSBI yang terkenal di daerah masing-masing.
Aku awalnya hanya mendaftarkan diri di Spensa. Banyak sekali temanku yang mendaftar disini. Alumni dari SD ku juga banyak yang bersekolah disini.

Suatu malam, ibu bertanya. Apa aku nggak ingin sekolah di SMPN 21??? Kan itu SMP di kota? Saingan lebih ketat, belajarnya jadi lebih serius.
Aku pingin bilang 'iya' tapi nggak bisa. Aku mau masuk SMPN 1. Aku nggak mau pisah sama temen SD ku! Begitu rencanaku. Iya, aku ingin masuk Spensa bukan karena itu RSBI atau bukan. Aku hanya ingin dekat sama temen-temenku. AKU NGGAK MAU JAUH!

"Coba kamu tanya sama Reza F dulu... Katamu dia mau daftar SMPN 21. Tanyain kapan pendaftarannya, ya???" usul ibuku. Sambil menyebutkan nama teman sekelasku yang rumahnya amat sangat jauh dari SD.
"Mmmm... kayaknya pendaftarannya bareng SMPN 1 kok. Soalnya, Reza F izin kemarin. Katanya mau daftar SMP."
"Gitu ya? Mungkin karena sama-sama RSBI jadinya bareng. Ya sudah, di SMPN 1 aja..."
"Belum kok. Pendaftarannya belum mulai." suara Bapak. "temennya bapak ada yang mau nyekolahin anaknya disitu. Tapi sampai sekarang belum ndaftar."
"Bit... Tanyain dulu ya. Siapa tahu Reza baru daftar di sekolah cadangan. Hidayatullah paling..."

                                                                *     *     *

Masuk sekolah. *hanya untuk bersih-bersih....*
Wali kelas kami, Pak Woto, menyuruh kami bersih-bersih kelas, dan membersihkan meja. Karena sapu di kelasku terbatas, kami rebutan. Aku mendapatkan salah satunya. Udah capek nyapu....
"Siapa yang mau pake sapu???" anak cowok yang ngacung. Reza F salah satunya. Nah... ini kesempatan. Tadi pagi dia nggak mau njawab pertanyaanku tentang SPEDUSA. Sekarang buat sogokannya aja... Xixixixixi....
"Tak kasih sapu, bagi yang mau njawab pertanyaanku yo! Dhisik-dhisikan! Kapan pendaftaran ning SMP 21!"
*yang nggak ngerti langsung lemes* "Halah, ibit ki..."
Tinggal K-O sama Reza F. Kutatap mereka berdua. "Reza..."
"Yo! Yo! Aku ngerti! Tanggal x sampai y! *aku lali*"
"Wokeh, NYOH! *ngelempar sapu terus lompat kursi*"

                                                                   *    *    *

Akhirnya aku daftar dua. Spensa sama Spedusa. But..... Sekolahku hanya memberikan SATU Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional Sementara. Kayaknya yang lain dikasih dua atau tiga...
It's a dilemma! Harus ngasih ke SMP yang mana nih? Dua-duanya meminta SKHUNS yang asli. Nggak boleh fotokopian... :-(...

Keputusan akhirnya, aku menyerahkan SKHUNS-ku ke..... *drumroll*......

AKU!!!!! *ba dum tsss* Nggak lucu ya..???

Aku ngasih SKHUNS nya ke SPEDUSA. Udah punya firasat yang benar-benar-benar-benar positif kalo aku PASTI masuk ke SPEDUSA. Pasti.
Dengan bahasa inggris ku yang katanya bagus... Walau masih ada yang harus ditambal... Tes psikolog yang 80% dikerjakan tanpa kesulitan... Matematika, IPA, Bahasa Indonesia yang beberapa soal adalah soal SMP.... dan IPU yang hanya bisa kukerjakan dengan akal sehat (bukan cara terakhir. ngarang!) 50% sajaahhh....

Dan hasilnya....
AKU DITERIMA DI SPEDUSA!!!!
Wawww.... wiwiwwww.... wuuuhuuu!!!!

Kuterima berita itu pas aku lagi kemping di rumahnya temenku. Nggak lucu banget.
Yahh... Kusingkat aja ya, hari-hariku di sana...

Aku sekarang punya temen baru. Sahabat baru juga.
Kelas yang nyenengin dan rame tiada duanya!
Kadang main rahasia-rahasia an juga sama temen...
Yah... BEGITULAH! Walaupun nggak ada yang kukenal sama sekali. Cause, Reza F ada di kelas C. Aku ada di kelas B.

sekian dulu ya... cuapekkk....



Kamis, 21 Juni 2012

Genggaman Tangan #15HariNgeblogFF2


“Din! Sini! Foto di situ sambil tangannya gini…. Buka! Nah, kalo dari sini keliatan kamu lagi bawa air terjun!”
JEPRE T! JEPRET!
“Lihat-lihat! Wuiihhh…. Keren! Nge pas banget! Kamu berbakat! Sini! Kamu jongkok, bentar…. Kepalanya pas in di bawah air terjun…. Satu, dua….”
JEPRET! JEPRET! JEPRET!
“Hahaha! Ceritane aku di grujuki pake air terjun!”
“Pinter nebak kamu, Bim!”
Aku langsung memotret-motret lagi air terjun Tawang Mangu dari berbagai sudut. Dina menepuk bahuku. “Nanti aku ke kamar mandi dulu, ya!” Aku hanya mengangguk. Kenapa nggak sekarang aja? Kenapa harus nanti? Batinku. Ngapain mikir? Paling masalah perempuan… Aku asyik memotret orang-orang yang sedang menikmati kesejukan air terjun. Aku tertarik pada anak setengah telanjang yang sedang akan melompat ke dalam air.
Puas jeprat jeprit jeprut jepret jeprot, aku langsung menggenggam tangan Dina yang kecil dan kurus. “Kita mendekat ya, Din!” Dina diam. Paling tangan yang satunya masih dibuat jeprat jepret.
Sudah cukup dekat dengan air terjun, sudah merasakan cipratan air yang sejuk, aku memotret lagi. Ku zoom dedaunan yang ada di sebelahnya. Ku fokuskan pada air-air yang ada di atas dedaunan. Tampak cantik dilihat. Kalau dijual di kampus, pasti laku deh! Anak-anak kan pada sok ngerti pemandangan…
Ku pikir Dina juga sibuk memotret. Tapi kenapa dia diam saja? Biasanya ngomong terus sampe bibirnya dowerrrr….. werrr….. weerrr…. Langsung kubalikkan badanku. “Din, kowe nopo….” Dia bukan Dina. “to…???”
“Halo, cayang…. Muah! Sini, aku sun! Mau cipika-cipiki???”
…………………….
Aku langsung tengok kanan-tengok kiri. Dina ada di toilet, pasti! Aku ambil ancang-ancang untuk berlari. Pasti susah berlari di tempat licin seperti ini.
“BANCIIII!!!!!!!”

Aku Kembali #15HariNgeblogFF2


Seneng banget bisa jalan jalan bebas di Surabaya Old Town Area tanpa sang majikan yang bawel banget kalo aku pergi meninggalkan pekerjaan. Karena aku pikir pekerjaanku sudah selesai, aku mau jalan jalan! Aku nggak boleh berdiam diri di rumah membantu majikan! Jadi, ceritanya nih, aku kabur! Tapi hanya sementara. Nggak sampe bermalam di teras ruko. Hanya beberapa jam saja. Toh, sang majikan tu orang baik-baik. Aku nggak bakal di marahin. Aku udah tau. Kalo si majikan ngambek, paling sebentar. Nanti aku di sayang sayang lagi.
Menikmati pemandangan Surabaya Old Town Area benar-benar menyenangkan. Sambil berjalan pelan tanpa pengganggu.
“Eh, siapa tuh? Anak baru ya? Aku belum pernah liat dia jalan-jalan di sekitar sini.”
“Aku juga!”
Banyak yang berbisik-bisik ketika aku lewat. Sepertinya mereka sering nongkrong disini.
“Kayaknya dia bisa tuh, jadi komplotan kita…”
“BODOH! Dia anak rumahan tau! Kita kan berandalan, liar! Yang bener aja!”
Haha. Siapa juga yang mau bergabung dengan komplotan berandalan bin liar dengan kalian? Seperti orang kurang kerjaan saja! Batinku sambil tersenyum sinis pada mereka.
“Tuh! Dia denger! Kita malah di rendahin pake senyum sinis nya!”
“Ah! Senyum sinis apaan! Senyum manis kali…”
“Iya, senyum manis buat kita. Bukan senyum sinis, ah!”
“Kalian ini! Kucakar lho!”
Aku hanya terkikik geli. Aku menyempatkan minum. Lalu kupandangi langit. Sudah siang sekali. Aku harus pulang. Sejahat-jahatnya aku pada sang majikan, aku nggak boleh kabur lama-lama. Nanti siapa yang nemenin majikan? Wong majikan cuma tinggal sendirian? Kasian kalo nggak ada temen. Aku harus pulang!
Aku berbalik arah dan berjalan menuju rumah. Sampai di dekat gerbang, aku sembunyi. Mengintip teras rumah. Disitu ada majikanku sedang menggigit jari dan mulutnya komat-kamit cemas. Aku langsung menampakkan diriku.
“SASA! Kau kembali!” majikanku histeris dan memelukku. “Kau kemana saja???” dia membelaiku dan menggelitiku leherku. Nyaman. “Tadi aku lihat tikus lagi! Nanti malam kau buru, ya, puss…. Nih, makan whiskas dulu! Ku ambilkan susunya juga!”

Selasa, 19 Juni 2012

Ramai #15HariNgeblogFF2


Ramai. Suasana itu yang kurasakan sekarang. Karena aku sedang di Malioboro. Tempat belanja murah yang terkenal banget di Yogyakarta. Kebetulan aku menjadi semifinalis lomba belanja 2012 yang diselenggarakan oleh kantorku setiap tahun. Tahun ini, semi final ada Malioboro. Tempat yang ramai dan penuh sesak. Pastinya akan susah berbelanja disini. Kantorku mengadakan lomba ini untuk rangka berlibur juga.
Kulirik arlojiku. Masih satu jam lagi lomba dimulai. Aku harus memanfaatkan waktu untuk melihat-lihat tempat. Agar nanti tidak bingung. Di daerah blangkon, aku menabrak seseorang.
“Ah, maaf….” Ucapku.
“Tak apa-apa.” balas suara bass yang menggetarkanku.
“Namamu siapa?”
“Lucky.”
Cowok ini keren banget. Batinku. Aku bakal jatuh cinta pada pandangan pertama, nih. “Lilla. Aku ada perlombaan di sebelah sana. Mau lihat? Hanya lomba belanja, sih. Tapi aku maju semifinal.” Mendengar ucapanku, dia langsung mengangguk. “Kebetulan sebentar lagi akan dimulai.”
Aku berdiri di garis start. Lucky mendukung di sebelah kiri. Panitia membawa kotak tidak tembus pandang lalu mendatangi para semifinalis. Untuk membawakan daftar belanja.
“LOMBA AKAN DIMULAI!”
Dini yang ada di sebelahku menyikutku. “Siapa tu? Kenalan baru ya? Ganteng banget! Daritadi nyeru-nyeruin nama kamu.” Aku hanya tersenyum tipis.
“Satu, dua, tiga!!!!” aku langsung berlari. Pertama blangkon, baju, lipstik, mi ayam, dll. Semuanya kubeli sesuai daftar belanja. Uang yang disediakan terbatas. Jadi, aku harus pintar tawar-menawar!



“Aku nggak nyangka! Ternyata aku menang! Dapat uang lima juta dan semua barang yang pernah di beli saat lomba, benar-benar beruntung!” pujiku pada diriku sendiri. Lucky yang ada di sebelahku bertepuk tangan.
Yup, kami sekarang jadi teman dekat. Dan aku mulai menyukainya. “Lill! Disana ada obral sambil bermain! Ikut yuk!”
Aku ditarik oleh Lucky ke tempat yang di maksud. Ada obral batik. Lagi-lagi di kawasan Malioboro.
“Ayo! Bapak-bapak! Ibu-ibu! Silahkan kumpul yang mau dapet diskon! Udah nggak usah nawar-nawar lagi!”
Setelah terkumpul banyak….
“Saya buat permainan dulu, ya. Tapi yang pertama, harus ada barisan. Barisan cewek dan cowok….”
Aku langsung ke barisan cewek, dong. Tentunya. Kulihat Lucky. Lucky seharusnya ada di sampingku. Di barisan cowok.
“Lucky! Lucky!”
“APA?!”
Kutengok ke belakang. Lucky di barisan cewek????!!!