Kamis, 21 Juni 2012

Genggaman Tangan #15HariNgeblogFF2


“Din! Sini! Foto di situ sambil tangannya gini…. Buka! Nah, kalo dari sini keliatan kamu lagi bawa air terjun!”
JEPRE T! JEPRET!
“Lihat-lihat! Wuiihhh…. Keren! Nge pas banget! Kamu berbakat! Sini! Kamu jongkok, bentar…. Kepalanya pas in di bawah air terjun…. Satu, dua….”
JEPRET! JEPRET! JEPRET!
“Hahaha! Ceritane aku di grujuki pake air terjun!”
“Pinter nebak kamu, Bim!”
Aku langsung memotret-motret lagi air terjun Tawang Mangu dari berbagai sudut. Dina menepuk bahuku. “Nanti aku ke kamar mandi dulu, ya!” Aku hanya mengangguk. Kenapa nggak sekarang aja? Kenapa harus nanti? Batinku. Ngapain mikir? Paling masalah perempuan… Aku asyik memotret orang-orang yang sedang menikmati kesejukan air terjun. Aku tertarik pada anak setengah telanjang yang sedang akan melompat ke dalam air.
Puas jeprat jeprit jeprut jepret jeprot, aku langsung menggenggam tangan Dina yang kecil dan kurus. “Kita mendekat ya, Din!” Dina diam. Paling tangan yang satunya masih dibuat jeprat jepret.
Sudah cukup dekat dengan air terjun, sudah merasakan cipratan air yang sejuk, aku memotret lagi. Ku zoom dedaunan yang ada di sebelahnya. Ku fokuskan pada air-air yang ada di atas dedaunan. Tampak cantik dilihat. Kalau dijual di kampus, pasti laku deh! Anak-anak kan pada sok ngerti pemandangan…
Ku pikir Dina juga sibuk memotret. Tapi kenapa dia diam saja? Biasanya ngomong terus sampe bibirnya dowerrrr….. werrr….. weerrr…. Langsung kubalikkan badanku. “Din, kowe nopo….” Dia bukan Dina. “to…???”
“Halo, cayang…. Muah! Sini, aku sun! Mau cipika-cipiki???”
…………………….
Aku langsung tengok kanan-tengok kiri. Dina ada di toilet, pasti! Aku ambil ancang-ancang untuk berlari. Pasti susah berlari di tempat licin seperti ini.
“BANCIIII!!!!!!!”

Aku Kembali #15HariNgeblogFF2


Seneng banget bisa jalan jalan bebas di Surabaya Old Town Area tanpa sang majikan yang bawel banget kalo aku pergi meninggalkan pekerjaan. Karena aku pikir pekerjaanku sudah selesai, aku mau jalan jalan! Aku nggak boleh berdiam diri di rumah membantu majikan! Jadi, ceritanya nih, aku kabur! Tapi hanya sementara. Nggak sampe bermalam di teras ruko. Hanya beberapa jam saja. Toh, sang majikan tu orang baik-baik. Aku nggak bakal di marahin. Aku udah tau. Kalo si majikan ngambek, paling sebentar. Nanti aku di sayang sayang lagi.
Menikmati pemandangan Surabaya Old Town Area benar-benar menyenangkan. Sambil berjalan pelan tanpa pengganggu.
“Eh, siapa tuh? Anak baru ya? Aku belum pernah liat dia jalan-jalan di sekitar sini.”
“Aku juga!”
Banyak yang berbisik-bisik ketika aku lewat. Sepertinya mereka sering nongkrong disini.
“Kayaknya dia bisa tuh, jadi komplotan kita…”
“BODOH! Dia anak rumahan tau! Kita kan berandalan, liar! Yang bener aja!”
Haha. Siapa juga yang mau bergabung dengan komplotan berandalan bin liar dengan kalian? Seperti orang kurang kerjaan saja! Batinku sambil tersenyum sinis pada mereka.
“Tuh! Dia denger! Kita malah di rendahin pake senyum sinis nya!”
“Ah! Senyum sinis apaan! Senyum manis kali…”
“Iya, senyum manis buat kita. Bukan senyum sinis, ah!”
“Kalian ini! Kucakar lho!”
Aku hanya terkikik geli. Aku menyempatkan minum. Lalu kupandangi langit. Sudah siang sekali. Aku harus pulang. Sejahat-jahatnya aku pada sang majikan, aku nggak boleh kabur lama-lama. Nanti siapa yang nemenin majikan? Wong majikan cuma tinggal sendirian? Kasian kalo nggak ada temen. Aku harus pulang!
Aku berbalik arah dan berjalan menuju rumah. Sampai di dekat gerbang, aku sembunyi. Mengintip teras rumah. Disitu ada majikanku sedang menggigit jari dan mulutnya komat-kamit cemas. Aku langsung menampakkan diriku.
“SASA! Kau kembali!” majikanku histeris dan memelukku. “Kau kemana saja???” dia membelaiku dan menggelitiku leherku. Nyaman. “Tadi aku lihat tikus lagi! Nanti malam kau buru, ya, puss…. Nih, makan whiskas dulu! Ku ambilkan susunya juga!”

Selasa, 19 Juni 2012

Ramai #15HariNgeblogFF2


Ramai. Suasana itu yang kurasakan sekarang. Karena aku sedang di Malioboro. Tempat belanja murah yang terkenal banget di Yogyakarta. Kebetulan aku menjadi semifinalis lomba belanja 2012 yang diselenggarakan oleh kantorku setiap tahun. Tahun ini, semi final ada Malioboro. Tempat yang ramai dan penuh sesak. Pastinya akan susah berbelanja disini. Kantorku mengadakan lomba ini untuk rangka berlibur juga.
Kulirik arlojiku. Masih satu jam lagi lomba dimulai. Aku harus memanfaatkan waktu untuk melihat-lihat tempat. Agar nanti tidak bingung. Di daerah blangkon, aku menabrak seseorang.
“Ah, maaf….” Ucapku.
“Tak apa-apa.” balas suara bass yang menggetarkanku.
“Namamu siapa?”
“Lucky.”
Cowok ini keren banget. Batinku. Aku bakal jatuh cinta pada pandangan pertama, nih. “Lilla. Aku ada perlombaan di sebelah sana. Mau lihat? Hanya lomba belanja, sih. Tapi aku maju semifinal.” Mendengar ucapanku, dia langsung mengangguk. “Kebetulan sebentar lagi akan dimulai.”
Aku berdiri di garis start. Lucky mendukung di sebelah kiri. Panitia membawa kotak tidak tembus pandang lalu mendatangi para semifinalis. Untuk membawakan daftar belanja.
“LOMBA AKAN DIMULAI!”
Dini yang ada di sebelahku menyikutku. “Siapa tu? Kenalan baru ya? Ganteng banget! Daritadi nyeru-nyeruin nama kamu.” Aku hanya tersenyum tipis.
“Satu, dua, tiga!!!!” aku langsung berlari. Pertama blangkon, baju, lipstik, mi ayam, dll. Semuanya kubeli sesuai daftar belanja. Uang yang disediakan terbatas. Jadi, aku harus pintar tawar-menawar!



“Aku nggak nyangka! Ternyata aku menang! Dapat uang lima juta dan semua barang yang pernah di beli saat lomba, benar-benar beruntung!” pujiku pada diriku sendiri. Lucky yang ada di sebelahku bertepuk tangan.
Yup, kami sekarang jadi teman dekat. Dan aku mulai menyukainya. “Lill! Disana ada obral sambil bermain! Ikut yuk!”
Aku ditarik oleh Lucky ke tempat yang di maksud. Ada obral batik. Lagi-lagi di kawasan Malioboro.
“Ayo! Bapak-bapak! Ibu-ibu! Silahkan kumpul yang mau dapet diskon! Udah nggak usah nawar-nawar lagi!”
Setelah terkumpul banyak….
“Saya buat permainan dulu, ya. Tapi yang pertama, harus ada barisan. Barisan cewek dan cowok….”
Aku langsung ke barisan cewek, dong. Tentunya. Kulihat Lucky. Lucky seharusnya ada di sampingku. Di barisan cowok.
“Lucky! Lucky!”
“APA?!”
Kutengok ke belakang. Lucky di barisan cewek????!!!

Senin, 18 Juni 2012

Biru, jatuh hati #15HariNgeblogFF2


Sejak kecil aku sudah jatuh hati padamu. Sampai umurku 20 tahun ini pun, perasaanku masih sama padamu. Kemanapun ku pergi, aku selalu teringat kamu. Untung aku punya foto kita berdua di dalam dompet hitamku.
Di kos-kosan pun, setiap malam dan ketika tidur, aku hanya memeluk foto kita. Aku benar-benar sangat sayang padamu.
Sayang kau tidak punya telfon.
Kau juga tak bisa menulis. Kau malah akan menghancur leburkan nya.
Tapi, maaf. Uangku belum cukup untuk bertemu denganmu. Aku benar-benar minta maaf. Uang kerja paruh waktu yang kukumpulkan ternyata benar-benar belum cukup untuk bertemu denganmu. Aku minta maaf. Sekali lagi, aku minta maaf.

…… …… ……..
Hiks…. Hiks…. Hiks….

Tina memberiku selembar tissu lagi.
“Udahlah, Rin. Nggak bisa ke Pantai Pandanaran aja kok sampai nangisnya kayak gitu…”
“Iya, Rin. Ada pantai yang lebih indah dari Pantai Pandanaran kok…”
“Tapi, tapi, tapi….. aku suka air nya yang ada di sana!!!!!!!! Huweeeee….”

******************************************

ini bener-bener cerita yang sangat-sangat-sangat pendek. soalnya udah keburu waktu. baru buka situs 15haringeblog jam enam tadi. bingung mau nulis apa. percaya atau tidak, ceritasuperpendek ini hanya menampung 148 kata.

Sabtu, 16 Juni 2012

Sepanjang Jalan Braga #15HariNgeblogFF2


“Ayo semangat!” teriakku.
“YA! AYO SEMANGAT!”
Kami memakai topi kami yang khas. Untuk menandakan kami adalah seorang pekerja. Kami menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan. 150 pekerja menyiapkan semuanya. Saling bekerja sama dan membantu.
“Berat? Sini kutolong!”
“Ayo ku bantu mengaduk!”
Riuh sekali saat itu. Benar-benar seperti pasar dadakan di Jalan Braga. Kutata penyangganya. “Ukh, ini beraatt…. BANTU AKU!!!” teriakku. Langsung datang lima orang yang akan membantuku. “Satu, dua, TIGA!!!!” aku memberi aba-aba.
Penyangga perlahan-lahan berdiri. “Ini kurang sempurna! Masih miring!” kami mengumpulkan tenaga. Akhirnya penyangga itu berdiri sempurna.
“Kita harus bantu yang lain pak!” lapor pekerja yang ada di samping kananku. Aku menangguk.
Kami membantu membuat adonan yang susah, menatanya…. BENAR-BENAR PEKERJAAN YANG BERAT!!!
Tiga jam kemudian, pekerjaan kami selesai. Orang-orang yang sudah menunggu memotretnya. Banyak reporter yang datang. Selesai di potret dan para reporter menanyaiku tentang pembuatannya, yang hanya kujawab dengan sekenanya.
Aku memotong pita merah. Orang-orang langsung berlari mendatangi hasil pekerjaanku dan kawan-kawan.
“Selamat ya, Pak. Anda telah memecahkan rekor dunia membuat sosis terpanjang di dunia. Yang awalnya dipecahka  oleh 10 koki italia dengan 597,8 meter. Kau membuat sosis sepanjang 700 meter, sepanjang Jalan Braga.”
“Terima kasih, Pak… ayo, silahkan dnikmati sosisnya!”
 *************************************************8
NB : Penyangga alias penyangga sosis (meja)