Selasa, 30 Oktober 2012

Ulangan Dadakan

Pelajaran IPS. Hari ini.... Tiga jam pelajaran. Asyik! Ada Pak Tris! Ada lawakan apa lagi ya, nanti?
Aku berdiri di belakang pintu. Aku pingin liat, Pak Tris berjalan di koridor tu, seberapa ganteng! *halah*. Ternyata, guru PPL yang dateng. Ada Bu Dian sama.... aku lupa yang satunya. Baru, sih. BTW, guru PPL kadang dianggap enteng sama anak-anak 7B. Kadang prihatin sih, yang penting aku nggak rame walau kadang rame. #lho?
Bu Dian mau ngajar Ekonomi. Ketika Bu Dian mau mendikte (untuk dicatat), baru beberapa kata.... "Itu udah, Bu! Udah!" banyak yang bilang gitu.

Aku bingung sendiri. Yang salah aku atau mereka? Sing ngajak gelut catetanku apa aku sing keset? Tadi kayaknya ada kata 'Perilaku Manusia terhadap....' dan di catatanku BELUM ADA! Di samping kananku ada Kumala. Kayaknya tadi dia juga bilang 'udah'. Akhirnya Bu Dian mendekte yang lain.
Lamaaaaa banget Bu Dian ngajar. Karena aku nggak suka ekonomi, aku cari ide buat bikin komik empat panel. Setelah hampir setengah jam, aku mau nggambar.....
"Sekarang, siapin selembar kertas! Kita ulangan!"

JLEGEEERRRR........!!!!!!!!!

Aku hampir nggak merhatiin teori Bu Dian, dan sekarang ULANGAN?! Aduuuhh.... keringet dingin aku. Bu Dian udah selesai ngehapus papan tulis. Aku cuma bisa menelungkupkan kepalaku di meja. Mati aku! Badanku udah gemeteran sekarang. Bu Dian bener-bener berubah drastis. Yang awalnya biasa aja, sekarang jadi Pak Tris versi mahasiswi! #eh....
Aku cuma mbukak buku paket beberapa detik dan memasukkannya ke dalam loker. Di meja cuma ada kertas sama disgrip. Udahh.... aku cuma pasrah dapet nilai empat. Mikir angka empat ada di bukunya Pak Tris, aku makin gemeteran. Keringetku masuk kuping.

"Nah, soal pertama."
Spontan aku kaget. Cepet-cepet aku nulis. Eh, halaaahhhh....! Macettt! Aduh, mana pulpenku yang satu? MANAA??!! Oh, ini.
"Satu, tuliskan pesan dan kesan terhadap Bu Dian."


.......................................
.......................................
......................................

"Buk-nyaaa!!!!!!!!!"
"Bu Dian!!"
dan teriakan semacam itu meramaikan kelas.
Aku cuma teriak 'Aaaa' terus badanku lemes semua. Nyenden kursi. Sumpaaah.... detak jantungku keras banget. Terasa. Huh, Bu Dian tu pantesnya jadi aktris! Tega-teganya menipu anak kelas tujuh yang udah nggak poloss........

Yah, tapi aku udah dapet hikmah. Kalo lagi pelajaran jangan nyari ide atau bikin komik empat panel!

Kamis, 11 Oktober 2012

Praktek Bahasa Indonesia (2)

Barusan tadi pagi, saat pelajaran Bahasa Indonesia, setelah membuat tiga paragraf dengan tema bebas, kami anak 7B dijelaskan tentang Buku Diari. Yang ada di buku catatanku adalah ; "Buku Diari adalah buku tempat dimana seseorang bisa menulis peristiwa suatu hari atau curahan hati."

Dengan sedikit keterangan, guruku langsung menyuruh kami menulis diari di buku catatan. Maksudnya. disuruh membayangkan bahwa buku catatan kami adalah buku diari dan menulis SATU pengalaman saja. Boleh berbohong. Boleh berkhayal.

Awalnya aku ingin menceritakan mimpiku beberapa hari yang lalu. Aku bermimpi naik motor bersama ibu dan Irsyad. Lalu Ibu melompat ke kanan dan Irsyad melompat ke kiri. Sedangkan aku di motor sendirian ketika motornya "menggila sesaat" dan aku ditolong teman SD-ku tapi aku terjatuh......
dan aku bangun dengan bantal yang basah akibat keringatku.

Aku ingin menceritakannya di depan kelas. Tapi temanku ada yang menyarankanku untuk menulis pengalaman tentang aku yang ditinggal pulang oleh ibuku. Hmm.... Itu lebih menarik. Aku bisa membuat teman kelasku tertawa. Aku pun mengantre. Sambil menunggu temanku yang lain bercerita, aku menulis. Tapi ternyata temanku selesai lebih cepat dari yang kuperkirakan. Akhirnya aku ke depan tanpa membawa buku. Kusiapkan kata-kata di dalam hati.

"Jumat, 5 Oktober 2012. Setelah pramuka. Kira-kira pukul lima sore. Setelah melihat Vivi diceburkan ke kolam ikan. Setelah aku diceburin ke kolam ikan oleh Wisda, aku keluar gerbang dan berniat membeli jajan. Lalu melihat mobil ber-plat H **** **. Aku diem. Lalu sadar! Itu mobil yang nyetir Ibuku!" sampai situ teman-temanku mulai tertawa. "Aku langsung lari sambil ngawe-ngawe sambil teriak 'Ibuk! Ibuk!!!'. Terus ada yang manggil aku. Nggak tau itu siapa. Pokoke tak cuekin. Aku lari terus... Tapi aku ketinggalan." Mereka tertawa lagi. "Akhirnya aku nunggu angkot kuning. Selesai."

Dan waktunya sesi tanya-jawab.

"Bit! La kamu sampe rumah protes, nggak?"
"Protes lah! Gini... 'Bu! Aku kok ditinggal to! Aku lari-lari sambil kedinginan habis diceburin ke kolam ikan...."
"Terus Ibumu bilang gimana?"
"Ibuku bilang gini; 'La Mbak Ririn bilangnya kamu udah nggak ada!"

"Bit! Mau tanya!"
"Hem?"
"Kamu ngejar sampai bangjo nggak?"
"Iya.... Trusss???"
"Lampunya merah nggak?"
"Iya, sih."
"Kok nggak kekejar??"
"Jadi gini... Aku lari-lari, dari jauh udah kelihatan lampunya merah. Udah ngucap hamdalah berkali-kali. Nah, pas mau nyampe.... Eh-eh-eh lampune ijo terus aku ditinggal..." dan mereka tertawa lagi.

"Bit!" kali ini Ovi.
"Hem??"
"Aku cuma mau beritahu aja..."
"Apaan?"
"Aku yang manggil-manggil kamu."
"Oh, emangnya kenapa?"
"Aku mau ngajak kamu bareng."

MAK JLEEBBBB!!!!



"Sudah? TERIMAKASIH....."

Kamis, 04 Oktober 2012

Praktek Bahasa Indonesia

Belakangan ini, guru Bahasa Indonesia-ku melaksanakan beberapa praktek dari materi yang disampaikan. Seperti membuat pertunjukan dari cerita fabel, membuat susunan acara, membuat drama singkat, atau mengubah lirik lagu.

Tugas pertama yang kuingat, adalah membuat drama pendek. Beranggota lima orang pula. Ada WW, Has, Sultan, Naba, Mila, dan aku. Aku membuat cerita bertema permusuhan, bercerita tentang anak kesepian yang iri dengan teman-temannya yang lain RT namun bisa bermain bersama. Lalu anak itu mengadu domba kedua anak-anak RT tersebut. Dan yang menjadi anak pengadu domba adalah AKU. Drama kami sukses. Walaupun Has sedikit lupa dengan dialognya. Namun bisa ditutupi.

Lalu.... Saat ada tugas membuat pertunjukan fabel, kelompokku yang beranggotakan lima orang, memakai gabus sebagai bahan utama panggung kami. Gabus itu juga kami gunakan untuk wayang yang akan menjadi tokoh cerita ini. Cerita fabel yang kubuat bercerita tentang burung pelikan yang menghasut tiga ikan kecil di permukaan laut agar bisa ia makan. Dan di cerita ini, aku bermain sebagai sang pelikan, si antagonis. Temanku WW, dia mengomentariku. 'Kenapa Ibit selalu dapet peran antagonis?? Padahal dia yang bikin cerita.' Yah, saat drama, memang aku yang buat cerita dan aku yang antagonis pula.  

Nah, tugas praktek selanjutnya, ada praktek membuat susunan acara resmi dan tidak resmi. Susunan acara resmi, dibuat di atas kertas HVS yang ditempel satu sama lain dan dituliskan susunan acaranya di atas lembaran kertas itu. Susunan acara resmi yang kelompokku buat adalah susunan acara perpisahan kakak kelas sembilan yang kubuat sesing-singkatnya agar tidak boros kertas.
Susunan acara tidak resmi harus dipraktekkan semacam drama. Awalnya, kelompokku membuat ide 'buka bersama' yang sampai hari H sudah disepakati. Namun, setengah jam sebelum tampil, saat aku menyalin pidato pembukaan, kelompokku merubah susunan acara 'buka bersama' menjadi acara 'launching buku'. Aku meminjam buku perpustakaan yang kebetulan dipinjam temanku. Buku berjudul 'Just For Girls' itu kami tetapkan sebagai buku yang di launchingkan olehku. Sejenak aku membaca sinopsis novel itu.
GOD!
Ini cerita tentang orang pacaran dan aku belum pernah pacaran! Nah, karena aku ingin ada sedikit komedi, aku menambahkan pertanyaan pada Ovi yang akan menjadi wartawan, 'apakah ada kendala dalam membuat novel ini?' lalu akan kujawab 'ya, ada satu kendala. Saya belum pernah pacaran!'.  Dan acara 'pura-pura' kami pun sukses.
Ada kelompok lain yang membuat acara ulang tahun yang mengikutsertakan Fahry sebagai komedian. Dia melawak di depan kelas dengan lawakan Stand Up Comedy yang berhasil membuat seisi kelas tertawa. Begitu juga guruku.

Nah, yang baru saja terjadi beberapa hari yang lalu, adalah praktek mgnubah lirik lagu. Guru kami mengizinkan kami memilih lagu apa saja dan memerintah kami untuk menulis lirik aslinya pada buku tugas. Aku memilih lirik lagu Butiran debu dari Rumor. Tidak semuanya kutulis. Hanya bagian awal sampai reff pertama. Lalu, guru kami menyuruh kami untuk mengubah liriknya sesuai keinginan kami. Boleh dengan tema apa saja.
Aku mengubah lirik lagu menjadi lirik narasi. Seperti ini liriknya ;

Namaku cinta
Ketika di pagi hari
Berbagi garam bersama adikku
Namaku cinta
Ku dimarahi ibuku
Karena sudah, menghabiskan garam

Hingga tiba saatnya
Ibuku menyuruh
ku untuk membeli
garam di minimarket

Di jalan ku terjatuh dan menangis keras
Uangku hilang terjatuh ke dalam selokan
Aku terduduk dan aku tak berani pulang
Karena tak bawa suruhan ibu....

Aku menyanyi di depan kelas sambil menahan tawa. Teman-temanku tertawa saat aku menyanyikannya, karena itu pula aku tak dapat menahan tawaku dan tertawa di tengah-tengah lagu.
Ada juga Mas Gam yang menyanyikan parodi lagu 'Anak Kambing Saya'. Kalau tidak salah, lagunya seperti ini;

Mana dimana 
Anak kambing saya
Anak kambing saya ternyata ada disini

mana kambingnya?
ITU!
Mana kambingnya?
ITU!
Saya bapaknya, kamu anak-anaknya...                    

Ada satu lirik lagu lagi yang isinya lucu. Dari Von. Tapi aku lupa liriknya. Nanti saat aku ingat, ku edit entri ini.



Wokeee..... selesai sudah aku menceritakan tentang praktek bahasa-ku. Jariku capek nulis sebanyak ini. O iya, entri ini kutulis di laboratorium komputer sekolah yang di bawah. Sambil menunggu waktu pramuka. Hehe.
C U!