Jumat, 18 Juni 2010

Teman baru, di Apartemen



"Selamat tidur, Honey..." Mama menyelimuti Fira dengan lembut. "Mimpi indah." Mama mematikan lampu, lalu menutup pintu dengan perlahan-lahan.
Fira pura-pura tidur. Sebenarnya, ia berniat untuk menata barang-barangnya malam ini. Yang sebelumnya dilarang oleh orang tuanya. Tetapi, Fira nekat untuk menata barang-barang itu malam ini. Lagi pula, besok kan libur. Tak apa kalau aku tidur larut malam. Batin Fira.
Fira membuka kotak kardusnya.Ia megambil koleksi bukunya, Lalu menatanya di rak yang sudah disediakan. Ia menata lagi yang lainnya. Seperti; baju-baju, boneka, stiker, mainan, tissue, dan lain-lain.
Hingga pukul setengah sebelas malam, pekerjaan Fira baru selesai. Fira belum mengantuk. Ia sangat gembira atas kejutan kedua orang tuanya.

Aku harus tidur! kata Fira dalam hati. Akhirnya, Fira tidur. Fira tidur dengan lelap. Ia bermimpi, sedang bertemu Alice di Wonder Land.
**************
"Fira, yuk bangun! Udah pagi nih!" Mama mengguncangkan tubuh mengil Fira.
"Iya, Ma. Fira bangun." Fira melipat selimutnya. Lalu berlari ke kamar mandi untuk mandi tentunya.
Setelah mandi, Fira mencari baju yang pas untuk hari ini. Ia pun lari ke ruang makan. Untuk sarapan.

Mama telah menyiapkan roti bakar dengan mentega, telur mata sapi, daging goreng, dan susu sapi segar.
"Fira nanti mau berenang? Sekalian, cari teman baru." usul Papa tiba-tiba yang sedang mengunyah daging gorengnya.
"Mau, Papa! Fira mau! Nanti habis sarapan ya? Terus. Ini, Fira lagi perlu pulpen baru. Tiga buah. Untuk sekolah besok. Tinta pulpen Fira habis, Pa." Fira menambah telur mata sapi lagi.
"Oke, nanti setelah ke kolam renang, kita beli makanan dan kebutuhan kita di toko dekat apartemen ya?"
"ASYIK!" Fira pun menghabiskan sarapannya.

Lalu, Fira mengemas barang-barang yang diperlukan untuk berenang nanti. Ia memasukkannya ke ransel yang akan ia tenteng. Fira mengambil kaca matanya, lalu memakainya. Fira ingin mengucir rambutnya menjadi buntut kuda dengan karet rambut polkadot.


Fira membuntuti Papanya yang berjalan ke kolam renang. Mama juga ikut, tentunya. Sampai di kolam renang, Fira langsung mengganti bajunya, sedikit lari dan pemanasan, lalu langsung....
BYUR!!!! Fira segera berenang bolak-balik seperti ikan di akuarium. Fira memang pintar di bidang olahraga renang dan senam laintai.
Setelah agak capek, Fira duduk di tepi kolam. Ada seorang gadis sebaya Fira, mendekati Fira.
"Wow! Kau pintar renang ya? Itu hobimu?" tanya gadis itu.
"Iya. Aku sudah belajar renang sejak TK." jawab Fira. "Ngomong-ngomong, namamu siapa?"
"Eh iya, namaku Lolli. Namamu?" Lolli balas bertanya.
"Fira. Kamu di ruang nomor berapa. Kalau aku, di 302."
"Hah? Kau baru ya? Pantas aku tak pernah melihatmu. Aku di 305. Aku baru tiga bulan tinggal disini. Aku berenang sendiri. Maukah kau nanti kuajak ke rumahku?"
"Maksudmu, ruang apartemen nomor 305 milikmu?" Lolli mengangguk. Fira pun mengajak Lolli untuk berlomba berenang.
Ternyata, Lolli juga pintar berenang. Fira nyaris kalah, lho!

"Fyuhh.... Lolli! Aku capek, nih! Aku mau bilas, ganti baju, habis itu makan." Fira melepas kacamata renangnya.
"Aku ikut, ya? Yuk!" Lolli juga melepas kaca matanya.
Akhirnya, kedua teman baru itu berjalan ke ruang bilas.
**************
"Ma, Pa. Ini teman baru Fira. Namanya Lolli Asa Fendiana. Dipanggil Lolli." Fira memperkenalkan Lolli kepada orang tuanya di kafe.
"Oh, salam kenal Lolli! Kami orang tua Fira. Orang tua kamu mana?" tanya Papa Fira.
"Saya sendiri. orang tua saya ada acara pernikahan. Saya jaga rumah."
"Wah, kamu mandiri, ya! Tuh, Fira... Tirulah Lolli!" Mama menunjuk Lolli. Pipi Lolli bersemu merah karena malu.
"Papa! Mama! Nanti aku mau ke rumah Lolli. Boleh nggak?"
"Kamu nggak jadi beli alat tulis di toko?" Papa balas bertanya.
"Fira udah buatin daftar. Cuma sedikit, kok! Slurrppp.... ah... segar! Boleh ya, Pa? Kasihan Lolli. Sendirian..."

"Nggak usah lebay deh, Fir!" Lolli berbisik sambil menginjak kaki Fira. Fira meringis kesakitan.
"Boleh. Sana gih! Mama sama Papa harus cepat-cepat beli kebutuhan di toko."
"Oke, Ma! Yuk, Lolli!"

Lolli dan Fira masih di dalam lift. Tiba-tiba, muka Lolli pucat saat lift mulai naik ke lantai dua.
"Kamu kenapa?" tanya Fira cemas.
"Cuma... Heebbhhh... akhu chuma... khalau naikh lhift.... sukha khayak ghini... thenangg ajha..."
Sampai di lantai tiga, hanya beberapa menit saja, muka Lolli mulai segar. Fira lega melihatnya.
"Yuk masuk. Ini rumahku. itu kamarku." Lolli membuka pintu.
Beberapa detik saja, mulut Fira terbuka lebar. Sampai air liurnya menetes di karpet kamar Lolli.
"KAMU JOROK, FIR!" teriak Lolli kesal sambil mengelap karpetnya.
"Huupp!!! Sori, ya. Cuma.... kamarmu penuh dengan BONEKA! Itu mainan yang paling kusukai."
"Sebenarnya aku tak suka boneka. Ini kado, hadiah, bingkisan... sebenarnya aku suka permainan anak umum. Seperti ular tangga, monopoli, catur, basket, menggambar, komputer, browsing... semacam ITU!"
"Aku tak menyangka... tapi aku suka sekali dengan permainan MONOPOLI! yuk kita main. Aku ingin membeli Korea Utara, Amerika, Afrika, Jepang...."
*************
"Tunggu sebentar, Fir. Kamu lanjutkan saja bagianmu. Tapi jangan curang." Lolli berjalan menuju ruang tengah.
"Oke. Aku nggak bakal curang, kok." Fira mengocok dadunya.

Lolli di ruang tengah menelepon beberapa anak apartemen yang sudah kenal dekat dengan dirinya. Satu jam kemudian, anak-anak yang ditelepon Lolli datang.
"Hai, Lolli. Apa yang akan kamu tunjukkan pada kami?" tanya seorang anak.
"Tunggu sajalah. Masuk yuk!" Lolli mengajak tujuh anak perempuan sekaligus masuk ke kamarnya.
"FIRA! Mau nambah teman nggak?" Lolli mengagetkan Fira yang sedang duduk membaca komik.
"Hei, aku Lina."
"Vera."
"Karin, aku bisa meramal lho!!!"
"Lola."
"Katherine, dari Inggris."
"Mako, dari Jepang. Konichiwa! Kamu suka nyanyi, nggak?"
"Lita. Hai, apa kabar?"

"Aku Fira, teman-teman baruku. Aku baru dua hari di apartemen ini. terima kasih mau jadi temanku."
"Berterima kasihlah pada Lolli. Kalian main apa? Monopoli? Nggak seru! Gimana kalo kita main petak umpet di halaman?" usul Vera.
"YA!!!" ucap seluruh anak dari kamar Lolli. Mereka semua keluar dari kamar Lolli. Lalu turun ke halaman.

"Lolli, mau jadi sahabatku nggak?" Fira menggandeng tangan Lolli saat berlari bersama. Mencari tempat persembunyian.
"Tentu saja," Lolli tersenyum manis. Semanis permen LOLIPOP yang disukai Fira.


Alhamdulillah....

Pagi Jum'at yang dingin.... Brrr.... aku membungkus badanku dengan selimut tebal di kamar. Untung tadi malam aku tidak menyalakan kipas angin. Walaupun saat itu panas sekali. Karena, aku punya firasat. Di pagi hari akan dingin sekali. Ternyata firasatku benar.
Aku menyalakan musik lewat handphone, sambil membaca buku. Aku baru ingat. Hari ini adalah hari pengambilan raport di sekolahku. Aduh.... aku dapet rangking nggak ya? Takut nih..... Tapi kalau diinget-inget nih.... Nilai ulanganku bagus kok! (gak semua sih...)

Pukul setengah enam, aku keluar dari kamar. Hih... di luar kamar lebih dingin. Aku masuk kamar lagi dan menutup pintu dengan pelan. Kupakai jaket tebal kesayanganku. Aku mengganti celana pendekku dengan yang panjang. Setelah itu, aku keluar kamar. Aku ke kamar kecil, minum air, lalu menonton teve.
Tak lamu kemudian, Ar dan Ir datang. Lalu tiduran di sampingku duduk. Mereka, tidur lagi.

Langsung aja deh...
Nggak usah pake basa-basi yang nggak perlu!

Bapak siap-siap berangkat mengambil rapot. Itu pukul setengah delapan kurang. Aku ingin ikut ke sekolah. Tapi dilarang. Akhirnya, aku menunggu di rumah. Sambil menyalakan teve (lagi), aku sarapan telur dadar dan nasi yang masih hangat. Sedap deh!
Tiba-tiba.... ibuku memanggil dari kamar. "Ada SMS! Dari Bapak!" Aku turun ke kamarku. Tapi ibu bilang, ada di hapenya ibu. Lalu aku membaca. Isinya: Rangking 10
"Ini aku, atau Ar-Ir bu?" tanyaku kaget.
"Gak kok. Ini kamu." air mataku menetes. Beneran. Piring sarapanku yang belum habis, kubawa ke kamar. IBu masih berteriak dan menghiburku. Tapi....

Aku nggak mungkin dapet rangking 10! Nggak mungkin! Ini pasti mimpi! Aku nggak percaya! Nilai-nilaiku nggak sejelek untuk rangking 10!!!!!! NGGAKKK!!!! Di dalam hati, aku terus memikirkan hal itu. Sarapan tak kusentuh lagi. Aku menangis keras, histeris, dan berteriak sepuas-puasnya.

Tapi, setelah agak lega, aku jadi lapar. Akhirnya, aku memakan sarapanku itu. Tak sampai lima menit, aku langsung keluar kamar. Setelah mencuci piring, ibu memanggilku lagi. Katanya, ada telepon dari Bapak. Huh.... tentang rangking itu lagi??? Padahal, aku sudah berusaha untuk melupakannya. HUH!

Bapak: Kenapa Mbak Ibit nangis?
Aku: Lha, aku dapet rangking sepuluh....
Bapak: Siapa yang bilang rangking sepuluh?
Aku: Bapak. Bapak tadi SMS dan bilang aku rangking sepuluh.
Bapak: Nggak.
Aku: terus?
Bapak: Mbak Ibit itu, dapat rangking SATU!
Aku: ....
Aku: Ya Allah! Alhamdulillah.... Aku rangking SATU! Aku rangking SATU!!!!
Bapak: Iya, iya.... Selamat ya... Maaf, tadi mau mencet "titik", malah "0"
Aku: Iya...
Bapak: Ya udah, bapak ambil rapot Ar-Ir dulu ya?
Aku: Iya, Asslamualaikum...
Bapak: Wa'alaikum sallam....

Dan begitulah, aku mencurahkan isi hatiku pada memoku saat sedih mendapat rangking sepuluh, dan gembira saat mendapat rangking SATU....!!!!!!!!!!!!

Rabu, 16 Juni 2010

Tinggal di RUMAH SUSUN???!!!! (boongan)

"Fira, sayang! Ayo, kita mau berangkat. Sudah kamu bawa kopermu?" Mama memanggil Fira yang masih ngambek di kamarnya.
"Kenapa kita malah jadi tinggal di RUMAH SUSUN, Ma? Disana bau, sempit, kotor.... kenapa kita nggak ngontrak rumah yang lebih baik aja? Kenapa nggak Papa aja yang kesana, terus kalau malam minggu Papa kesini? Fira nggak mau tinggal di RUMAH SUSUN!!!!" teriak Fira kencang.
"Aduh-aduh Fira... nanti kalau rumah ini laku, kita cari rumah ya? Kalau nggak ada, kita terpaksa di rumah susun. Ini untuk sementara kok. Papa kan pindah kerja kesana. Kita harus ikut dong... Kalau rumah ini dibeli, baru deh kita cari...."
"Rumah yang lebih baik, bagus, bersih, luas... dari pada di RUMAH SUSUN!!!!!" potong Fira. Fira menyambar koper merah jambunya dan meletakkannya ke bagasi mobil dengan keras. Ia masuk ke tempat duduk di depan.

"Mau minum, Sayang? Nih, Mama beli Royal Tea kesukaanmu. Sama biskuit gandum." sambil menyetir, Mama mengambil sebuah botol dan plastik kecil beriwsi biskuit.
"Trims, Ma." dengan wajah dongkol, Fira meminum royal tea, dan memakan biskuit gandumnya. Selama beberapa menit, hati Fira jadi agak dingin.
"Maap ya, Ma. Fira kaget aja kita harus tinggal di rumah susun. itu aja." ujar Fira.
"Nggak papa. Lagian, lamu pasti bakal kaget kalo melihat rumah susun itu." Mama menyengir dan menyalakan radio. Fira jadi heran.

Mama membelokkan mobil ke kiri. Fira jadi bingung. Perasaan, rumah susun yang di sini itu.... kalo nggak salah di kanan, dekat pasar. Kok malah kesini ya Aku belum pernah lewat sini. Apa rumah susunnya bagus, bersih, luas? Penasaraaannn!!!!! Batin Fira sambil memukul-mukul pahanya.
"Kenapa, honey?? Minum royal tea-nya dong. Biar kamu adem ayem, dan nggak pusing tujuh keliling." usul Mama. Fira meminum royal tea-nya lagi. Beberapa menit.... pikirannya dingin juga....
"Tidur dulu sayang. Tempatnya masih jauh." Mama menutup mata Fira dengan tangan.
"Ya udah.... aku tidur ya, Ma?" Mama mengangguk.

Dua jam telah berlalu.....
"Honey, yuk turun! Kita udah sampe nih... sebelumnya, kamu pake penutup mata ini dulu ya?" Mama memasangkan penutup mata di mata Fira.
"Uh... Mama! Penasaran nich!" Mama hanya tersenyum. Tapi tak dilihat oleh Fira.
"Kopernya, biar Mama yang bawa." Mama membuka bagasi. Terdengar suaranya.
"Lho? Tapi kan... Mama bawa... Terus itu... Anu.... lho kok??" Fira tambah bingung. Dia jadi linglung memikirkan semuanya.
"Oke! Kamu pegang tangan Mama yang ini ya? Kamu jalan ikutin Mama aja. Dan... ssssttt!!!! Jangan bicara sepatah kata pun. Oke?" Fira mengangguk.

Mama sebenarnya tidak membawa koper. Tapi Papa. Tapi itu kejutan untuk Fira. Nanti....

"Ok, Fira! Kamu boleh buka penutup matanya!!!!"
Fira membuka penutup mata.... dan ia melihat sebuah ruangan luas... mewah... bagus.... bersih.....
"Mama... ini RUMAH SUSUN-nya???!!!!!!!!!!! Bohong ah!!!!" Fira berlari bolak-balik melihat sana-sini.
"Selamat Ulang Tahun untuk Fira!!!!" Papa keluar dari persembunyiannya. Membawa kue tart besar dengan lilin berbentuk hello kitty membawa boneka bentuk angkan sebelas.
"Surprise for you!!! Fira, my honey!!!!" Mama membawa kotak kado besar lalu memeluk Fira dengan erat.

"Fira, kita bukan di RUMAH SUSUN. Tapi di... APARTEMEN!!!!" seketika, mulut Fira menganga lebar.
"Itu kado untuk kamu, tapi... itu karena Papa kerja disini juga. Sebenarnya, Papa bukan di kota sebelah. Papa bohong. Maaf ya.... Sekarang tiup lilinnya dong..." Papa menyodorkan kue tart ke depan Fira. Fira meniup lilinnya.
"YEEI!!!!" seru Mama dan Papa.
"Nih, kado dari Mama...." Mama menyerahkan kotak besar yang dibawa Mama tadi. Fira membukanya dan....
Isinya KOTAK!!! Bukan kotak biasa. Saat dibuka, hhmmm.... terdengar suara alunan musik yang merdu.

"Trims, Mama! Trims, Papa!" Fira memeluk Mama-Papanya. Mencium kedua pipi orang tuanya.
"Ayo, kita rayakan dengan royal tea, and biscuit!!!!!" Mama membawa nampan. Dengan tiga cangkir royal tea ang yummy biscuit! Hhhmmm...
"Happy Brithday To You!!!!"
Mulut Fira terbuka lebar (senyum).


Jumat, 11 Juni 2010

Titanic

Aku melihat... di youtube.....
Tragedi.... kapal yang.... menabrak gunung es....
Orang-orang.... tenggelam di.... lautan... bersuhu dibawah nol derajat.....
Betapa dinginnya.... saat itu.....

Kisah nyata.... yang dibuat film...
yang bisa... membuat orang... yang menontonnya.... menjadi menangis... deras....

Berawal dari ibuku yang menyuting aku saat membawakan lagu TITANIC dengan piano. Ibu memasukkannya ke facebook. Lalu, aku meminta ibuku untuk mendownload MP3 lagu TITANIC itu....
Ibuku, membuka youtube dan situs untuk mendownload MP3. Di youtube, ibu membuka lagu TITANIC yang berselang-seling. Lagu dan filmnya. Saat lagu itu selesai... ibuku berkata: "Hah... kapalnya nabrak es!" aku dan adikku yang sedang makan lalu ke kamar ibu, dan meminta ibu untuk mengulanginya.

Aku kaget.... jantungku berdegup kencang.... melihat kapal patah... yang patahannya itu menarik seluruh badan kapal.... ke dasar laut.....
Ada ibu yang memeluk keempat anaknya.... tidak menyelamatkan diri.... pasrah begitu saja... mati tenggelam di kapal itu.... ada juga sepasang suami-istri.... yang terbangun karena suara air yang deras.... tapi mereka... tidur kembali.... pasrah mati di situ.... dengan keadaan tidur....

Orang-orang yang... tenggelam.... banyak yang mengorbankan nyawanya.... untuk menyelamatkan orang lain... sungguh.....

TITANIC

Usap air matamu

Matahari hatiku telah terbenam...
Ku teringat akan kepergianmu
Aku berjalan perlahan-lahan
Menuju tujuan ini

Aku ingat-ingat
Masa lalu bahagia
Milik kita, bersama
Kutatap wajahmu, tuk terakhir kalinya
Kupeluk erat tubuhmu.....

Senyuman manismu, tak akan kulupakan

Usap air matamu, berhentilah menangis
Berdoalah saja, kita bisa bertemu lagi

Pelangiku, berjuta warna
Bintang-bintang beribu cahaya
Kita bersama, di antaranya....

Berdoalah saja.....
Kita bisa, bertemu lagi sahabatku....

NB:
bersama sama dengan sahabatku banyak (geng)
ini juga udah kubikin lagu lho!

Big family of cat


Kurang Popo, nih... (mana mau dia kalo ada Pon?!)