Rabu, 28 Maret 2012

FFHore 5 : 'Semangkuk Bakso Tahu'

Aku punya adik. Namanya Bimo. Dia sangat hobi makan, memasak, dan pura-pura menjadi pembawa acara kuliner. Cita-citanya ingin membuat warung makan. Kalau bisa, restoran. Makanan favoritnya adalah bakso tahu. Dengan kuah hangat, dan sambal yang banyak. Dia memang gembul, tetapi dia tidak gemuk. Dia memiliki berat badan yang ideal, yaitu 32 kg, untuk anak kelas enam yang berumur 12 tahun. Itu cukup.

Aku tiba di rumah. Tampak Bimo dan teman-temannya akan membuat rekaman video kuliner. Yang seperti biasa mereka lakukan.

“Kak, jangan ganggu, ya!” teriaknya.

“Ya sudah, kakak di dalam saja. Lanjutkan acaranya! Nanti kakak lihat kalau sudah selesai, ya!”

“Jangan lupa, Kak! Setiap acaraku ini sukses di rekam, janjiku membuat restoran akan lebih menjanjikan!” ujarnya.

“Iya, iya.... kakak percaya. Jangan lupa, setiap hari, di masa depan, kamu punya utang berpiring-piring, bahkan bermangkuk-mangkuk makanan!”

“SIIIPPP!!!!” lalu terdengar bunyi ‘pip’. Dan....

“Nah, kembali lagi bersama saya, Bimo Wicaksono. Dalam acara.... Happy Eat! Sekarang, di depan saya ada.... siomay goreng! Lihat....”

Sepuluh tahun kemudian.....

Sepulang kuliah, aku duduk di halte bus sambil SMS-an. Tiba-tiba Bimo mengirimi aku pesan.

Kak, bagaimana kabarnya? Sudah lama sekali nggak bertemu kakak. Kuliahnya sukses, kan? Pasti Kakak jadi anak yang terkenal rajin disana dan tidak pernah absen disana.

Sampai disitu, aku terkikik. Aku sudah berkali-kali absen. Hanya untuk berbelanja dan menghabiskan uang gaji kerja part time. Tapi soal anak rajin..... ehem ehem. Itu benar. Kulanjutkan lagi membaca pesan.

Kak, aku punya hadiah untuk Kakak. Jangan bilang kakak lupa, hari ini adalah ulang tahun kakak yang ke-25! Jadi, datang ke Jl. Soeprapto III Cool-blue Square 23 C. Aku tunggu sepuluh menit lagi.

HAPPY BIRTHDAY KAKAK!!!!

Aku tersenyum. Aku memang selalu lupa ulang tahunku. Tetapi Bimo juga, yang selalu mengingatkanku. Dan memberi kejutan setiap tahunnya. Bimo memang tidak pernah mengirim SMS dengan kata yang disingkat-singkat. Selalu dengan kata yang... full. Aku membalas SMS nya.

Ok. Kakak kesana naik bis. Untung arahnya sama kayak arah kost kakak. Tunggu kakak ya, Bim!

* * *

Sampai di Cool-blue Square, Bimo sudah menungguku di gerbang.

“Hai, Kak.”

“BIMO!!!” aku memeluknya. “Apa kejutanmu kali ini? Aku sudah tidak sabar!”

“Tutup mata kakak dulu, dengan kain ini.” Bimo memberikan seutas kain hitam. Aku mengikatnya di depan mata. “Siap, kak? Gandeng tanganku, ya. Nggak jauh kok.”

Aku hanya diam. Menurut.

Beberapa menit kemudian, aku naik tangga. Lalu sepertinya, Bimo membuka pintu. Mungkin, kami sekarang ada di dalamnya. Terasa sejuk. Pasti ada AC-nya.

“Kakak, buka matamu!” aku membuka ikatan kain, dan membuka mataku.

Ini adalah sebuah..... RESTORAN

“Bimo. Ini restoran kamu???!!!” Pekikku. Bimo mengangguk.

“Kupersembahkan untuk Kakak. Di hari ulang tahun Kakak. Dan peresmiannya akan dimulai setengah jam lagi. Kakak, ada satu hal lagi yang ingin kuperlihatkan.” Bimo mengajakku keluar.

“Lihatlah nama restoranku ini!!!!”

Aku menatap lampu yang menyala membentuk huruf-huruf indah. Dan kubaca.

PONDOK BAKSO TAHU AMELIA

Itu namaku!!!

Aku lalu menangis.

“Bimo.... ini hadiah paling indah yang pernah kamu berikan. Kakak terharu....”

Tak berapa lama kemudian, para tamu berdatangan. Aku juga diberi kursi khusus. Bimo lalu datang membawa nampan.

“Berapa ratus mangkuk yang harus aku berikan untuk kakak?” tanyanya.

“Cukup satu mangkok bakso tahu saja. Asalkan kau beri aku yang spesial, semua utangmu akan lunas!” ucapku.

“Yang spesial itu yang seperti apa???”

“Yang diramu dengan bumbu kasih sayang adik untuk kakaknya....”

Bimo dengan secepat kilat membawakan satu mangkok tahu bakso. Yang masih hangat. “Sesuai pesananmu, dengan bumbu kasih sayang adik untuk kakaknya....”

Kumakan bakso tahu itu. Dan kurasakan kasih sayang Bimo untukku.

“terima kasih, Bimo..."

Minggu, 25 Maret 2012

FFHore 4 'Kupu-kupu Yang Lucu'

Kota New Land, kota yang sangat terkenal dengan kain dan pakaian-pakaiannya yang bagus. Nyaris seluruh warga di kota ini bekerja sebagai pemilik toko kain dan penjahit.

Dan di kota ini, pernah terjadi masalah besar. Yang hampir saja membuat kota ini tidak menjual kain lagi. Inilah kisahnya.

***************************

Ada sebuah toko kain, di Kota New Land. Nama toko itu, Toko Kain Kupu-kupu Yang Lucu. Entah apa maksud arti dari nama toko itu. Pemiliknya, Mr. Dan, merahasiakannya dari siapapun.

Toko kain yang baru berumur lima bulan itu, sangat ramai pengunjung. Selain kain yang terbilang murah, para pegawainya lucu, ramah, dan para pengunjung selalu diberi teh satu cangkir. Secara cuma-cuma.

Toko kain di samping Toko Kupu-kupu Yang Lucu, makin lama makin sepi. Akhirnya Mr. Dan menaikkan harga kain, dan tidak memberikan teh secara gratis lagi. Namun, tokonya tetap ramai. Tidak tahu kenapa. Akhirnya Mr. Dan pasrah. Dia berpikir, 'sudah rejeki masing-masing orang.....'.

Pada suatu hari, seorang pemilik toko kain, Miss Wingheart. Sangat iri dengan keramaian Toko Kupu-kupu Yang Lucu. Toko kainnya yang bernama Beauty Textile, sekarang mulai sepi. Padahal, biasanya sangat ramai.
Akhirnya, dia menyewa para preman dan perampok pasar. Untuk menghancurkan toko-toko kain yang ada di Kota New Land. Termasuk tokonya sendiri. Tujuannya adalah, memfitnah Mr. Dan agar toko kainnya gulung tikar.

Beberapa hari kemudian, semua toko kain di, New Land hancur. Kecuali toko Kupu-kupu Yang Lucu. Walikota lalu menjadikan Mr. Dan tersangka, dan menangkapnya. Namun, tiba-tiba banyak orang berkumpul di balai kota.
"Jangan jadikan Mr. Dan tersangka! Jangan jadikan Mr. Dan tersangka! Jangan jadikan Mr. Dan tersangka!" Seru para masyarakat, yang juga pengunjung langganan toko kain Mr. Dan.
"Kami sangat mengenal dekat Mr. Dan! Dan dia tidak mungkin melakukan semua yang terjadi belakangan ini!" Jelas seorang pendukung.

Lalu orang itu maju ke panggung, dan membisikkan sesuatu pada walikota.
"Benarkah itu? Dia hanya memberitahu para kliennya?"
Lalu walikota berkata sesuatu lewat microphone. "Jangan jadikan Mr. Dan tersangka! Lepaskan dia!!!"
Mr. Dan pun dilepas. Lalu Miss Wingheart mengangkat tangannya.
"Walikota! Dia menghancurkan semua toko kain di New Land! Tokoku pun dihancurkannya! Seharusnya, dia jadi tersangka!" Teriaknya.
"Iya! Betul itu! Dia pasti yang menghancurkan semua toko kain di Kota New Land!" Tambah salah seorang pemilik toko kain.

Kerusuhan pun terjadi. Antara pengunjung langganan Mr. Dan, dan para pemilik toko kain.
"TENANG!!!!!!" Teriak walikota keras-keras. Ia lalu turun dari panggung, menghampiri Mr. Dan, dan berbicara sesuatu. Entah apa yang dibicarakan, tiba-tiba Mr. Dan mengangguk.
"Para pemilik toko kain, mari ikuti saya!" Perintah walikota.

Semuanya mengikuti walikota. Ternyata, walikota mengajak masyarakat ke Toko Kain Kupu-kupu Yang Lucu. Milik Mr. Dan.
"Karena sudah mendapatkan izin dari pemiliknya, mari kita lihat isi toko ini!" Walikota membuka pintu toko.

Sekilas, tidak ada yang berbeda dengan toko kain lainnya. Tetapi yang membedakan....
Dindingnya terbuat dari kaca tembus pandang. Dan di seberang kaca, banyak sekali kupu-kupu. Di atap dan lantai pun, beterbangan banyaaaakkkk sekali kupu-kupu.

"Inilah yang membuat toko ini ramai. Kalian semua juga harus punya kreativitas. Agar toko kalian ramai seperti toko ini." Nasihat walikota.
Miss Wingheart akhirnya menyadari kelakuan jahatnya. Ia mengaku pada walikota. Dan menyerahkan diri untuk menjadi tawanan.

"Itu terserah Mr. Dan." Ucapnya. "Bagaimana?"
"Kumaafkan. Dia tidak usah dihukum mati. Asalkan dia mengganti semua toko dan kainnya. Lalu memberikan uang, kepada para pemilik toko. Selama toko mereka dibangun." Kata Mr. Dan.
Miss Wingheart menangis dan mengangguk sekuat-kuatnya.

Dan cerita ini pun berakhir bahagia....
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 21 Maret 2012

FFHore 3 : Payung Ungu Amela

Namaku Amela. Umurku 12 tahun. Aku tinggal berdua dengan ibuku. Di rumah kontrakan yang tak seberapa bagus. Ibu bekerja sebagai buruh pabrik. Sedangkan aku mengamen setiap habis pulang sekolah. Uang yang kudapatkan biasanya cukup untuk makan satu hari. Dan uang ibuku, untuk membayar sekolahku, biaya listrik, kontrakan, dan kebutuhan sehari-hari.

Sore ini, setelah mengamen, aku langsung pulang ke rumah, dan mandi. Terasa segar di tubuh. Ibu tidak ada di rumah. Pergi arisan di rumahnya Bu Joko. Aku membuat teh di dapur. Dengan tiga sendok gula, aku suka teh manis. Kubawa ke teras. Dan duduk.

Rasanya, kalau aku sedang sendirian seperti ini, aku sering terbawa ke masa laluku. Ketiba Bapak masih ada, ketika Bapak masih jadi kepala keluarga kami. Tak tahu kenapa, kakiku berjalan ke arah keranjang payung. Tiba-tiba tanganku tergerak untuk mengambil payung berwarna ungu. Dan aku membukanya. Cepat-cepat kututup kembali. Aku tidak mau dianggap sedeng, gila. Panas-panas seperti ini kok membuka payung?

Payung ungu ini adalah satu-satunya barang yang diberikan Bapak sebelum meninggal. Makanya aku tak pernah memakainya, takut terjatuh, robek, dan sebagainya. Tapi tetap kurawat. Setiap minggu, kulap payung itu.

Air mataku menetes. Bapak dulu sering mengajakku jalan-jalan ke taman kota. Memotretku yang jatuh, menangis, tertawa, makan es krim, dan bergaya sambil membawa bunga. Membelikanku balon berwarna oranye, dan menyewa sepatu roda agar mau bermain.

Lalu Bapak membeli payung ini di jalan, karena tiba-tiba hujan deras. Sangat deras. Hingga tidak bisa pulang ke rumah. Saat itu tidak ada angkutan umum. Ojek pun tidak ada. Kami menunggu di gubuk reot yang mewah (mepet sawah). Kami pulang berpegangan sambil membawa payung.

Entah karena apa, angin kencang atau batu kerikil, yang membuat Bapak tersandung, dan jatuh di jalan. Lalu Bapak ditabrak oleh truk besar. Aku tidak tahu itu ilusi atau bukan. Kepala Bapak ..........



“Rani! Aku tidak mau membaca cerita buatanmu lagi kalau isinya yang seperti ini!” teriak Amela.

“Lha, memangnya kenapa, Mel?”

“Kau pakai namaku untuk tokoh seperti ini. Bapaknya meninggal dan kepalanya..... Iiiihhh!!!! Kau kan tahu aku takut darah, malah disuruh baca cerita seperti ini, lagi! Aku tidak mau melanjutkan membaca!”

“Aku memaksa karena aku meminjam namamu....”

“TIDAK MAU!” Amela berlalu pergi.

Sambil membawa payung ungu.

*******************************************************************

Aku telat ikut FFHore. Baru diberitahu hari Selasa atau Senin. Bikinnya mepet-mepet. Habis, nggak ide.....

Sabtu, 17 Maret 2012

Hooray!!!!

Alhamdulillah, salah satu flash fiction buatanku, yang berjudul ‘Aku Maunya Kamu Titik!’ akan diterbitkan, bersama dengan cerita teman-teman yang lain yang juga mengikuti 15haringeblogff.

Pertama kali di beritahu sama ibu, aku seneng banget! Sampai nangis, malah. Pas itu aku lagi masuk angin. Nggak tau, tuh, gara-gara akunya kecapean, atau terlalu senang, panasku jadi makin tinggi. Hehehe.

Dan, aku sudah lihat cover buku yang menyimpan ceritaku ini! Aku beruntung! Covernya berwarna seperti warna kesukaanku. BIRU! Ya, walaupun ada pink-nya sedikit. Di buku '15 hari bagian 1' inilah ceritaku tersimpan.



Kalau ceritanya ibuku yang berjudul 'Sepucuk surat (bukan) dariku', ada di buku '15 hari bagian 2'.



Ya ampun! Aku seneng banget! Karena ini buku yang menyimpan ceritaku. UNTUK PERTAMA KALINYA.

Satu lagi, untuk Mbak Wangi dan Mas Momo, aku ucapkan SANGAT terima kasih karena sudah memilih ceritaku, yang menurutku, nggak terlalu bagus, sih.

Sebentar ya, saya mau teriak dulu! Senang banget!




AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.......................