Sabtu, 24 Januari 2009

Cokelat Panas Terbaik

Vera adalah anak yang cantik, pintar, aktif dan kadang agak pelupa. Vera tidak suka diam, dia selalu mempunyai akal untuk mengisi waktu luangnya.

Ibunya bekerja sebagai penjual cokelat panas jika musim dingin. Tetapi jika musim panas ibu Vera hanya berjualan kue jahe, kue kering, dan gorengan keliling. Ayah mereka sudah meninggal dua tahun yang lalu.

Pada suatu hari Vera ingin membantu ibunya menjual cokelat panas, karena sedang musim dingin.

“Bu, boleh kubantu?” tanya Vera.

“Tentu saja sayang. Jagain warung ya, nanti cokelatnya ibu antar” jawab ibu.

Verapun berlari menuju garasi mobilnya yang dan sekarang dipakai untuk berjualan. Vera menawarkan cokelat panas pada setiap orang yang lewat didepannya dengan sopan. Tiba-tiba ibu datang dengan bubuk cokelat panasnya.

“Ini cokelat panasnya sayang, nanti ibu kesini lagi”

“Iya,bu” JawabVera singkat.

“Mari bu, cokelat panasnya. Hangat dan menyehatkan...” tawar Vera lagi kepada ibu yang lewat didepannya.

“Ibu mau kok nak. Secangkir berapa ya harganya?” Tanya ibu itu.

“O... Secangkir hanya 1500 kok bu...”

“Ibu beli tiga ya. Tapi nanti malam saja pukul tujuh ya. Ibu mau mengajak keluarga ibu juga...”

“Tidak apa-apa bu. Nanti saya siapkan pukul tujuh” Jawab Vera. Ibu itupun meninggalkannya.

Hari sudah hampir Maghrib, ibu Verapun memanggil anaknya untuk sholat Maghrib bersama.

“Vera! Ayo nak kita sholat dulu! Sudah Adzan Maghrib!” Panggil ibu dari dapur.

“Iya bu!” Jawab mereka Vera sambil menutup pintu garasi.

Sehabis wudhu, mereka berdua shalat berjamaah. Selesai shalat, mereka makan malam.

Saat suapan terakhir, Vera teringat perkataan ibu tadi. Ia pun menengok jam dinding. Ternyata pukul 06:50! Ia pun menurunkan sendoknya dan melaporkan semuanya pada ibunya. Setelah ibu mengerti, Vera baru memasukkan suapan terakhir dan membantu ibunya membuka warung lagi hingga pukul 21:00 malam. Tapi kali ini mereka tergesa-gesa sekali! Menyiapkan tikar, membawa termos yang berisi air panas, cangkir, aneka minuman sachet, es, Jagung untuk dibakar, arang, bubuk cokelat panas, camilan, dan lain-lain yang dibutuhkan. Akhirnya mereka menunggu hingga pukul tujuh. Sambil menunggu, Vera membaca majalah bekas yang dibelinya kemarin di depan sekolahnya. Sedang asyiknya membaca. Tiba-tiba….

“Assalamua’laikum” Salam seseorang di di depan garasi.

“Wa’alaikum salam” Jawab ibu Vera ramah. “Mau minuman apa? Dan camilannya apa?” Tanya ibu. Vera menurunkan majalahnya dan kaget! Ibu itu membawa keluarganya juga! (Benarkan? Vera kadang agak pelupa?)

“Jagung bakar yang tidak pedas dua, dan yang pedas satu. Minumannya semuanya cokelat panas” Pesan ibu itu.

“Vera, siapkan cokelat panasnya ya... Biar ibu yang membakar jagungnya...” Suruh ibu.

“Baik bu” Jawab Vera. Dengan cekatan mereka mengambil cangkir, memasukkan bubuk cokelat buatan sendiri dan air panas.Vera menaruh tiga cangkir itu diatas piring tanah liat, dan memberikannya kepada keluarga itu.

“Silahkan bu...”

“Iya. Terima kasih ya. Nama kalian siapa nak?” Tanya ibu itu.
“Saya Vera” Jawab Vera.

“Kamu anak pintar ya, cokelat panas dan jagungnya juga enak” Kata ibu itu memuji Vera dan dagangannya.

“Terima kasih bu” Jawab Vera. Ia sangat maluuu sekali.

“Ini adalah cokelat panas terbaik di dunia!” Teriak anak ibu itu sambil berdiri dan mengangkat tangannya. Mereka semuapun tertawa bersama sambil bercakap-cakap, berkenalan, bercanda sambil memakan dan meminum cokelat panas dan jagung bakar. Keluarga Vera dengan keluarga itu cepat akrab lho!

4 komentar:

Anonim mengatakan...

dingin-dingin begini enak banget makan jagung bakar dan minum coklat panas.....

Anonim mengatakan...

bagi coklat panas sama jagungnya dong, Ibit... :)

kamu kok pintar sekali bikin cerita, sih.

ibit_sukma mengatakan...

iya dong bu!Pembuat cerpennya!

ibit_sukma mengatakan...

@Goenoeng:Makasih :p