Jumat, 16 Juli 2010

Roti bakar buatan Fira

"Fir, kamu punya cemilan nggak? Aku laper nih! Habis lari-lari di taman." tanya Mako. Fira, Lolli, dan ketujuh teman barunya sedang ada di kamar Lolli.
"Oke, teman-teman. Aku akan minta Mamaku mengambilkan cemilan dan minuman." jawab Fira. Ia berdiri dan meletakkan majalah yang baru saja ia baca.
"HORE!!!" teriak Mako senang.
Fira akhirnya menghampiri Mama yang sedang menonton televisi di ruang tengah. Mama tidak memperhatikan kedatangan Fira. Karena kedua mata Mama tertuju pada televisi. Yang ditonton Mama adalah serial kesukaan Mama. Yaitu music in my life.
"Ma..." panggil Fira pelan. Mata Mama tetap tak bergeming. "Mama." Fira memanggil agak keras. "Mama!" Kali ini Fira memanggil Mama dengan keras. Tetapi Mama tetap tidak menengok pada Fira. "MAMA!!!!!" teriak Fira keras. Mama mengedip-ngedipkan matanya. Yang artinya Mama sangat kaget. Remot yang dipegang terjatuh ke lantai.
"Hm? Ada apa, Fira? Kau kan tahu, Mama lagi nonton music in my life. Bagus banget lho! Ini serial kesukaan Mama. Sekarang ceritanya tentang...." Mama mulai menyerocos ria.
"Aduh... Mama kebiasaan deh! Kalau udah ngomong sedikit, jadi banyak deh! Ini, teman-teman Fira minta cemilan." Fira mengutarakan kedatangannya.
"Nggak ada. Buat aja sirup sama roti bakar." Mama menjawab dengan angkuh.
"Bukannya mesin pembuat roti bakarnya rusak?" Fira mengingatkan.
"Kan bisa dipanggang pakai wajan?"
"Fira takut dan nggak bisa. Buatin dong, Ma!"
"Nggak. Hari ini, music in my life khusus nggak ada iklan dan tayang dua jam. Mama nggak mau ninggalin televisi. Lagipula, kamu sudah besar. Kalau nggak bisa pakai wajan, harusnya kamu punya alternatif lain dong."
"Seperti?"
"Pikir saja sendiri, Fira! Kamu punya otak yang cerdas. Masa nggak bisa?" Mama bicara sambil tetap menatap televisi. Fira pun berjalan menuju dapur.

"Apa ada alternatif lain selain memanggang di atas wajan. Aku berani aja sih. Tapi aku nggak tahu kapan matangnya. Nanti, malah gosong deh. Hmm... apa ya? Berpikirlah Fira!" batin Fira sambil membuat sirup. "Kalau pakai mesin kan, otomatis."
"FIRA! Kamu lama banget sih?" panggil Lolli. Fira yang kaget, hampir saja memecahkan gelas kesayangan Mama.
"Untunglah...." ucap Fira lega. Lalu, Lolli menepuk pundak Fira. Fira kaget lagi, dan otomatis. Tangannya yang memegang gelas berisi sirup kental (belum dicampur air) langsung ke mulut Fira. Fira meminumnya dengan otomatis.
"HEI! Fira! Kamu kok minum sirup tanpa air?" tanya Lolli.
"Ini semua gara-gara kamu tau! Kamu mengagetkanku dua kali hingga gelas kesayangan Mama hampir pecah dan aku meminum sirup kental tanpa air setetes pun!" Fira mendorong Lolli pelan.
"Oke, oke. Aku minta maaf. Tapi... mana cemilannya? Teman-teman di kamarmu udah lembek banget tuh! Pada tiduran di ranjangmu semua. Aku juga termasuk. Tapi aku disuruh mendatangimu. Ada apa, kok lama banget? Apa ada yang bisa kubantu?" tanya Lolli sambil menuangkan air dingin ke gelas berisi sirup kental.
"Gini lho..." Fira pun mengutarakan masalahnya dengan panjang lebar.
"It's easy!" teriak Lolli senang. Lolli pun membisikkan rencananya pada Fira. Fira tersenyum lebar. Ia segera mengambil setrika di kamar Mama. Sedangkan Lolli mengambil selai cokelat, roti tawar, dan kantung makan tipis.
Setelah mengambil setrika, Fira membawanya ke dapur. Lolli sudah mengoleskan selai cokelat ke roti tawar. Dan roti itu dimasukkan ke kantung makan. Lolli mencolokkan stop kontak, lalu mulai menyetrika kantung makan yang berisi roti. Setengah jam mereka lakukan itu, akhirnya selesai juga. Sembilan roti bakar, dan sembilan sirup dingin, sudah siap! Fira membawa cemilan itu dengan nampan ke kamar.
"Hei! Mereka tertidur lelap di kasurmu.... Kasurmu empuk ya?" bisik Lolli. "Aku ingin punya kasur yang empuk dan bisa membuat orang tertidur.... iri deh!" tambah Lolli. Fira tersenyum.

"GUYS!! Cemilannya dah siap!!!" Fira berteriak. Sedangkan Lolli meletakkan nampannya di atas karpet.
Lina, Vera, Karin, Lola, Katherine, Mako, dan Lita serempak bangun. Dan berlari, lalu duduk di atas karpet dengan sigap. Lola yang melihat roti bakarnya duluan. "Hhhmmm... roti bakar setengah matang!" gumamnya. Air liurnya menetes saat melihat roti bakar setengah matang yang dibuat Lolli dan Karin.
"Hiii.... Lola NGGILANI (menjijikan).....!!!!!!!" teriak teman-teman yang lainnya dengan serempak.
"Nih, tissue. Sekarang, kita makan yuk!!! Kalau enak, kita kritik nggak enak. Kalau nggak enak, kita kritik enak biar terhibur!!!!" Mako mengambil satu gelas dan satu rotio bakar.
"KEJAM!!!" Lolli dan Fira menggelitik ketiak Mako.
"Jangan dong ah!" Mako terjatuh.
"Ayo kita tinggal mereka bertiga makan. Nyam....nyam...nyam.... enak!" Lita mengangkat jempolnya.

5 komentar:

Aldinshah mengatakan...

Kayaknya ini cerita menyadur deh dari cerita di booklet Bobo 'Roti Bakar Cap Setrika', bener gak?

Aldinshah mengatakan...

eh, bukan, tapi minibook bobo yang cerpen-cerpen itu....

ibit@sukma mengatakan...

Nggak

Aldinshah mengatakan...

Ohh, kalau gitu maaf ya.......

Jiah, blog aq dihapus, aku pakai URL facebook.

ibit@sukma mengatakan...

..................................................................................................................