Senin, 26 Juli 2010

Sang Pemburu Hantu (bagian satu)

Maddy menyiapkan alat berburu hantuku. Sekarang ia ada di loteng. Memakai masker, dan mencari peralatan itu. Sudah lama aku tak berburu hantu. Sekarang, banyak orang tak takut pada hantu. Sejak seseorang yang misterius datang untuk berdagang. Ia menjual jimat. Jimat anti hantu. Orang yang iseng membelinya, dan jimat itu benar-benar bekerja.
Dan sejak itu, aku tak memiliki pekerjaan lagi. Begitu juga ketiga temanku. Kami berempat, tinggal di penginapan. Gratis. Milik Maddy. Dia adalah teman kecilku. Sekarang, dia menjadi orang yang sukses. Kami berdua dulu sangat menyukai hantu. Tetapi sekarang, dia mengalihkan perhatiaanya pada penginapan. Semacam wallpaper, dekorasi, kursi, meja, makanan.... Bagiku, itu membosankan.

"Massy! Anna! Corell! Ada telepon. Oh... aku tak percaya! Kita akan berburu hantu lagi!" panggilku. Massy, Anna, dan Corell. Turun melewati tangga dengan terburu-buru.
"Wow! Sukar untuk dipercaya! Kita dapat panggilan!" sorak Corell.
"Aku kira, kita tidak akan dapat panggilan sejak orang itu menjual jimat anti h-a-n-t-u." eja Massy.
"Oh... senang sekali rasanya bisa memakai kostum pemburu hantu lagi." Anna berlari menuju lemari di gudang. Dan seketika, debu-debu yang ada di pintu gudang bertebaran dimana-mana.
"HHAATTTSSYYYIII....!!!!!!!!!!!!!!!!" Anna bersin. Keras sekali. Eh, tidak. Bukan sekali. Keras lima kali.

"Hatsyyiii!!!!! Hatsyyiii!!!!!" Anna bersin terus-menerus. Tanpa berhenti. Ingusnya meluncur dari hidung. Corell sudah mengambilkan satu kotak tissue. Yang berisi 150 lembar tissue. Dan aku tak percaya, Anna sudah hampir memakai setengahnya. Tissuenya ada dimana-mana. Bertebaran di lantai.
"Aku menyarankan, kau tak usah ikut dulu, Anna. Dan kebetulan, alat pemburu hantu milikmu rusak total. Penuh dengan debu, dan jaring laba-laba. Merasuk ke mesinnya. Dan botol hantumu... sekarang bisa jadi botol minuman. Ayolah, Anna, istirahatlah. Kau terlalu semangat hingga sekarang kau kena batunya. Padahal semangatmu itu harus kau simpan di petualangan nanti." kata Maddy menasehati.
"Mungkin kau benar. Kapan-kapan, aku akan lebih hati-hati lagi. Habis, kita sudah lama tak berburu hantu." Anna pun dituntun Maddy menuju ruang pengobatan miliknya.

"Nah, tunggu apa lagi? Ayo kita berangkat!" ajak Corell. Aku dan Massy mengangguk semangat. Kami mengambil peralatan yang tadi diambil Maddy.
Selesai memakai peralatan, kau menggantung botol hantu di gantungan yang ada di tas pemburu hantu. Tiba-tiba, Maddy keluar daru ruang pengobatan. Ia mengangkat jempol kanannya, dan berkata; "Good luck!"
"Oke!" jawabku, Corell, dan Massy. Kami segera menyalakan mobil hantu. Aku masih sering memakainya untuk jalan-jalan. Jadi, mobil ini belum rusak sama sekali. Aku sudah menyalakan mesin mobil. Tetapi Massy belum masuk mobil.
"Dimana, Si Badung itu? Apa dia sedang membuat bekal lagi? Aduh! Jangan seperti tahun lalu lagi!" keluh Corell.
"Tenang saja, kurasa tidak." ucapku. Aku mengucapkan kata itu karena Massy menunjukkan spanduk yang ia buat sendiri, kalau tak salah. Tulisannya: "KAMI BEKERJA LAGI!" Massy menempelkannya di bagian samping mobil hantu. Corell langsung mendukung. Ia membantu menalikan tali spanduknya ke antena radio.
"Oke! Spanduk siap, kita semua..... SIAP! Come on!" Massy masuk dan menutup pintu. Kami pun berangkat.

Tidak ada komentar: