Sabtu, 31 Juli 2010

Sang Pemburu Hantu (bagian dua)

Massy yang duduk di kursi belakang, memencet tombol merah di dekat sabuk pengaman. Keluarlah televisi, remote, DVD, laptop, dan empat buah ear speaker. Massy menyalakan televisinya. Ia bersihkan semua debunya dengan sulak.
Setelah bersih, ia nyalakan laptopnya. "Dimana letak perburuan hantu kita?" tanya Massy.
"Rumah Bu Looley, Melly-mow," jawabku sambil menyetir. Aku memutar tombol lampu ke kanan. Agar lebih besar cahayanya. Memang, malam ini gelap sekali. Bulan tak muncul di langit. Kurasa, sekarang sedang mendung.
"Sekarang pukul berapa?" tanya Massy lagi.
"Corell, bagianmu. Aku sedang serius menyetir. Aku tak bisa melihat arlojiku," bisikku pada Corell. Tatapan mataku tetap ke arah depan.
"Sekarang pukul setengah dua belas malam, Massy," jawabnya.
"Okey. -Miss Looley home...........Melly-mow- Enter," gumam Massy sambil mengetik di laptop. "Menurut informasi laptop GM-3000 milikku, rumah Bo Looley ada lima macam hantu disana. Tak ada yang tahu nama hantunya. Karena Ghost Monitorku saja tidak bisa melacaknya. Dan informasinya, hantu di rumah Bo Looley sangat kuat. Jahil, dan pengganggu. Jam kelemahan mereka, di pagi hari. tetapi mereka tidak suka menampakkan diri. Tetapi, mereka akan lemah pada malam tanggal lima. Sedangkan sekarang tanggal 28," jelas Massy.
"Sekarang jauh dari tanggal lima. Dan setengah jam lagi akan tanggal 29!" tambahku.
"Kenapa kita tidak menunggu bulan depan saja? Tanggal lima!" usul Corell.
"Tak bisa, Corell. Bu Looley bilang, karena lima hantu itu, kakaknya meninggal. Karena dijahili salah satu hantu. Kalau menunggu bulan depan, bisa saja sudah ada korban baru. Apakah kita haru membiarkan satu korban tewas dijahili hantu, he?" aku menolak. "Nah, rumah Bu Looley tak jauh dari sini. Kita sudah mulai memasuki wilayah Melly-mow. Massy, aktifkan ear speaker. Masukkan flashdisk nomor 38 ini ke laptop, sambungkan kabel laptop ke teve. Dan.... kita sampai," aku memarkir mobil hantu di depan rumah Bu Looley.

Bu Looley dan keluarganya sudah duduk di taman depan mereka. Seorang gadis yang berumur sepuluh tahun, langsung memeluk Corell.
"Tolong kami.... tolong kami.... tolong kami.... huhuhu.... hantu-hantu itu, menguasai rumah kami..... jimat yang kami beli tidak berfungsi lagi..... tolong..... kami tak ingin ada korban yang tewas lagi..... tolong......" gadis itu merengek sambil memeluk kaki Corell.
"Baiklah. Bu Looley! Boleh saya wawancara anda sebentar?" tanya Massy.
"Ya... tentu saja," jawab Bu Looley lemah.
"Kalian hibur mereka dulu. Aku akan kembali," bisik Massy. "Sebaiknya kita di dalam mobil saja, Bu Looley," Massy membuka pintu mobil hantu. Bu Looley dan Massy masuk ke dalam. Dan pintu pun dikunci.
"Kenapa aku tak boleh ikut dengan Mama?" tanya seorang balita. Mungkin akan Bu Looley, batinku.
"Ini rahasia. Nah, sambil menunggu, bagaimana kita bermain sebentar?" ajak Corell ramah. Dia memang suka anak-anak.

Setelah wawancara, Bu Looley mengajak keempat anaknya dan suaminya untuk duduk dahulu. Aku, Massy, dan Corell berdiskusi.
"Bagaimana?" tanya Corell tak sabar.
"Bu Looley menjelaskan panjang lebar. Dan penjelasannya persis seperti di GM-3000 punyaku ini," Massy mengetik di laptopnya. "tapi, Bu Looley sekilas pernah melihat sosok hantu itu. Katanya, hantu itu berwarna hitam. Seperti bayangan. Berkelebat cepat sekali di atap. Dan saat itu, Bu Looley diam seperti patung. Bicara saja, katanya susah. Padahal dia membawa jimat di kantung bajunya. Saat itu dia ada di dapur. Sedang membuat kopi untuk suaminya," jelas Massy sambil terus mengetik.
"Apa di rumah Bu Looley ada ruangan kosong?"
"Ada, Ellie! Katanya ruangan itiu bekas pembuatan keripik kentang. Lima tahun yang lalu, Bu Looley dan suaminya membuka pabrik keripik kentang. Ruangan itu sangat luas. Bu Looley lupas berapa luasnya. Karena tidak berani masuk ke situ. Katanya, kakaknya ditemukan tewas disitu. Sedang duduk di kursi goyang milik kakek buyut Bu Looley,"
"Kurasa, kita harus menyelidiki di dapur, loteng, atap, serambi atas, dan ruang pembuatan keripik kentang itu," tulis Corell.
"Ya, sekarang, ayo kita siap-siap," ajakku semangat. Aku segera menenteng tas peralatan. Senter, dan botol hantu kugantung di tas.
"Nah, ini ear speaker. Pakailah, aku menunggu disini. Keluarga Bu Looley akan kuajak. Kalian akan kuawasi. Flashdiskmu sudah kuisi lewat GM-3000. Siap?" Massy menyerahkan dua ear speaker. Dia sudah memakai ear speaker.
Kupakai ear speaker, dan aku keluar bersama Corell. "Good luck, Girls!" ucap Massy.

Aku meminta kunci rumah Bu Looley. Dan Bu Looley menyerahkannya. "Anda dan keluarga ditunggu di mobil. Kami berjanji, hantu-hantu itu tidak akan berani kembali kesini," janji Corell sambil mengantungi kunci.
"Terima kasih. Ayo anak-anak! JOHN! Kita harus masuk ke mobil!" Bu Looley memanggil suaminya.
Aku dan Corell menarik nafas panjang. Corell memasukkan kunci ke lubang kunci. Ia memutarnya. Dan kudorong pintunya. KRRIIEK..... suara pintu berderit. Aku masuk. Begitu juga Corell. Pintu ditutup, dan dikunci lagi. Kunci langsung disimpan didalam tas.
"Hei! Apakah kalian sudah masuk ke dalam rumah?" Massy berkata melalui Ear Speaker. Suaranya masuk ke Ear Speaker-ku dan Corell.
"Ya, kami sudah ada di dalam rumah ini. Biasa saja. Kami sedang mencari tombol lampu. Kami akan mematikan lampu dan menyalakan senter," jawabku lirih.
"Bagus! Karrena menurut GM-3000, kelima hantu itu markasnya ada di tempat-tempat yang kau sebutkan tadi. Mereka senang berkeliaran di ruang pembuatan keripik kentang. Tombol lampu ada di samping kiri pintu. 30 langkah,"
"Oke, sudah kutemukan. Nah, dimana letak dapurnya?" tanya Corell. Kunyalakan senterku.
"Di tingkat atas. Kau lihat ada tiga pintu? Itu kamar anak-anak Bu Looley. Ada dapur setelah pintu ketiga dari kiri," Jelas Massy.
"Oke, kami ke atas. Kami sudah melihat ketiga pintu kamar yang kau bilang tadi, Massy," kata Corell.
Aku dan Corell segera naik ke tingkat dua. Kami berjalan di tangga yang berputar. Dan akhirnya, sampai di tingkat dua. Kami segera berjalan ke dapur. Melewati ketiga kamar anak-anak Bu Looley. Sampai di depan pintu dapur, kami menyibak tirai yang mungkin itulah pintu dapur.
Dan kami masuk. Kami segera menyelidiki semua sisi dapur. Dan aku tak sengaja melihat ke atap. Ada bayangan yang berkelebat di atap. Kusenggol Corell yang masih asyik menyelidik. Saat Corell melihat ke atap, tubuhnya langsung jatuh. Dia pingsan. Sedangkan aku berdiri seperti patung. Aku tak bisa bicara pada Massy. Padahal Massy terus memanggilku dan Corell. Aku tak bisa menolong Corell. Aku hanya bisa diam menatap bayangan itu.
"Ellie!!!!!! Corell!!!!! JAWAB! JAWAB!"

3 komentar:

ibu mengatakan...

wah... hantunya muncul, sampai bikin pingsan!
serammm

Riana Ningsih mengatakan...

Kapan lanjutannya dibuat mba Ibid... dah nga sabar nih pengen tau apa yg akan dilakukan para pemburu hantu itu.

Unknown mengatakan...

vrcayutcvfa/ceritanya nyeremi,aku juga mau bikin cerita hantu yang hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii......sama seremnya