Minggu, 01 Agustus 2010

Sang pemburu hantu (bagian tiga)

"Ellie!!!!! Corell!!!!! JAWAB! JAWAB!" Massy terus memanggil. Suaranya melengking di telingaku.
Lima menit kemudian, barulah bayangan yang berkelebat itu pergi. Aku terjatuh. Lututku lemas sekali. Tanganku tegang. Dan aku baru sadar, kalau Corell masih pingsan.
"Ellie! Bagaimana? Apakah kau tadi melihat bayangan yang berkelebat? Sekarang, bagaimana keadaanmu? Apakah aku harus menyusul? Oh... belum pernah aku mengalami misi seberat ini! Baru awal saja, sudah jatuh...." Massy terus bertanya dengan cemas.
"Aku tak apa-apa. Tetapi Corell.... dia pingsan! Mungkin dia sudah lama tak melihat hantu. Makanya dia kaget." jelasku.
"Oh, kalau begitu.... pakaikan Bau Penyengat!" usul Massy. Aku pun membuka tasku. Kukeluarkan sebuah botol berisi cairan. Yang baunya tidak sedap! Tetapi melegakan hidung. Ini dibuat oleh Maddy.
Kubuka botolnya, lalu kudekatkan ke hidung Corell.
"UHUK! UHUK! UHUK!" Corell terbatuk. "Oh... aku pingsan ya? Habis aku kaget sih! Aduh, aduh...." Corell memegang keningnya.
"kita lanjut yuk! Ke loteng. Mungkin banyak informasi disana." ajakku. Kutarik tangan Corell.
Kami pun berjalan menuju loteng yang ada di tingkat tiga.

"KRIEKKK......" aku membuka pintu. Debu langsung bertebaran dimana-mana. Saat kusorotkan senter ke dalam, banyak barang-barang yang tak terpakai. Diselimuti kain putih yang banyak terdapat sarang laba-laba.
"Wow. Kurasa, loteng di penginapan tak sekotor ini." gumam Corell. Aku mengangguk.
"Kalian sudah sampai loteng? Kalau sudah, kalian cari sofa besar. Sofa itu tidak ditutupi kain. Warnanya merah. Nah, kamu lihat ke kolong sofa. itu. Menurut GM-3000, disitulah salah satu sarang hantu. Diperkirakan, hanya ada satu hantu di loteng. Tapi kau harus mengendap-endap. Oke?" pesan Massy lewat ear speaker.
"Oke." jawabku dan Corell berbarengan.

Dan aku pun melihat sebuah sofa besar warna merah. Kutarik tangan Corell. Dia merintih sedikit, tetapi kutempelkan jari telunjukku ke depan bibir. Akhirnya dia mengerti. Kami segera merayap ke kolong sofa. Lalu.....
"HANTU ITU! HANTU ITU! Dia lari ke sana!" pekik Corell. Kami berlari ke arah yang ditunjuk Corell.
"TEMBAK! Tembak, Ellie! TEMBAK!!!" suruh Corell. Karena aku tegang, akhirnya Corell yang menembak. Bukan aku.
Corell segera menembak dengan tembakan hantu. Sayangnya, hantu itu gesit sekali! Kami jadi lari-larian kesana kemari. Aku sudah lupa pengalaman berburu hantu ini. Massy berteriak di ear speaker. Tapi kami tak mendengarkan. Kami sibuk mengejar hantu.
BRUK!!! "Ouch... sakit!" Corell terjatuh. dia sepertinya tersandung kabel yang diseret hantu itu.
"Dasar hantu JAHIL!" ejekku. Aku segera mengobati luka Corell. Saat aku ingin memasukkan obat luka ke dalam tas... tasku tak ada!
"Bagaimana ini... pistolku ada di dalam, begitu juga botolnya." kataku sedih.
"Pakailah punyaku dulu. Kau kejar hantu itu."
"Kamunya?"
"Aku tetap disini. Aku belum bisa lari, nih. Tapi kalau kamu mau keluar loteng, gendong aku ya?"
"Tapi.... ya udah, ah!" aku memakai tas milik Corell. Corell kududukkan di sofa merah itu.
Tapi saat Corell duduk, malah ada satu hantu lagi yang berkeliaran. Seperti kaget. Aku melongo. Aku segera mengejar hantu itu.
"Rasakan ini! HIAA!!! HIAA!!! HIAA!!!" kutembak hantu itu dengan peluru jaring. Tetapi hantu itu cepat. Cepat sekali! Secepat kilat!

"Kalau mau menangkapku, coba lebih keras lagi. Atau temanmu akan kumakan...." tiba-tiba hantu itu ada di depanku. Hii.... seram! Apalagi rajanya! Brr... bergetar tubuhku!
"Hei! apa yang kau lakukan? Cepat tembak hantu itu! Dia tidak bisa lihat ke bawah, pelan-pelanlah... TEMBAK DIA!" bisik Massy. Akhirnya, kutembak hantu yang masih ada di depanku itu dengan gesit. Walau masih ragu dan ketakutan.
"Ellie! Kau berhasil menangkapnya!" pekik Corell gembira.
Kubuka mataku. Soalnya, saat aku menembak, aku menutup mataku. Sudah lama banget sih, nggak nangkep hantu. Pokoknya, aku dah lupa rasanya memburu hantu. Sudah beberapa tahun yang lalu lamanya tak menangkap hantu.
Kuangkat jaring yang berisi hantu itu. Hantu itu memberontak, menggigit-gigit tali jaring. Tetapi tali jaring itu tak akan putus. Kecuali manusia yang membukanya. Kumasukkan ke dalam botol hantu. Jaring pun langsung tersedot.
"GREAT! Good job, Ellie! Okay, next. Second ghost. Come on,"

Tidak ada komentar: