Langit berwarna biru cerah.
Jendela kamarku masih terbuka lebar, tak habis-habisnya menampakkan pemandangan
mengagumkan. Jam Gadang yang tinggi dengan latar cantik di belakangnya.
Bagaikan lukisan. Aku masih belum percaya kalau kamarku menghadap Jam Gadang
yang begitu megah itu. Walaupun tak semegah monas di Jakarta.
Untuk ketiga kalinya aku melempar pulpenku. Aku
berusaha membuat puisi cinta untukmu. Ingin kurobek kertas yang ini dan
meremasnya menjadi bulatan-bulatan kecil. Namun, karena aku tak ada ide lagi,
terpaksa aku membuka yahoo-mail dan mengetik puisi cintaku untukmu.
Klik ‘send’, lalu, beberapa detik kemudian, semua
beban yang ada di kepalaku langsung hilang. Walaupun puisiku tak sebagus
punyamu, aku lega mengirimkannya lewat e-mail.
Aku tinggal menunggu lampu hijau darimu. Lampu kuning
juga tak apa, walau kau menolakku, aku akan tetap berusaha.
Dua hari setelah kukirim e-mail kepadamu, kau menelfon
ku. Ringtone yang berbunyi lagu Bigbang-Fantastic Baby menggelegar di kamarku.
Tak sampai lima detik, kuangkat telfon darimu. Jantungku dag-dig-dug.
“Mita disini…”
“Ini aku, Mit… Aku sudah dapat e-mail mu. Dan…”
“Ya?”
“Puisimu bagus... Kita ketemu di Jam Gadang ya?”
“Tolong jelaskan lampu apa yang kau nyalakan padaku!”
“Tidak bisa sekarang… Ku beritahu di Jam Gadang pukul
tiga sore nanti. C u!”
“Bye…”
Pukul tiga, aku sudah duduk di trotoar sambil minum es
teh. Menunggu lampu hijau darimu sungguh tidak menyenangkan. Waktu terasa
begitu lama walaupun kurang dari satu jam. Dan, aku melihatmu. Tampak kau
memarkirkan motormu sambil membawa kotak warna pink. Semakin deg-degan aku
dibuatnya. Kau duduk di sampingku. Kau lepas kacamata hitammu yang keren itu.
“Kuberikan lampu hijau untukmu.” Katamu tanpa
basa-basi.
“Tolong, sekali lagi. Aku tidak dengar dengan jelas.”
“Aku memberikanmu lampu hijau!!!”
Hening. Hening. Hening.
Padahal di sekeliling kami banyak orang
berlalu-lalang.
“BENARKAH?! AKU DAPAT LAMPU HIJAU?! YAY!!!!” aku
melompat, mengajakmu berdiri dan melakukan happy
dancing. Lalu memelukmu erat. Kau balas pelukanku sambil menepuk-nepuk
punggungku.
“Terima kasih sudah menerima puisi cintaku, agar bisa
dimasukkan dalam buku kumpulan puisi cinta…. Terima kasih… Hiks!”
*******************************************************************
Selesai pada pukul 9 : 38 malam. Tanggal 11 Juni 2012.
Walaupun menurutku nggak terlalu mengagetkan, paling enggak awalnya bisa dikira cerita cinta. Tapi sebenarnya bukan! Hwehehehehehe
1 komentar:
Ini endingnya tidak terduga banget :D
Posting Komentar