Jumat, 13 Januari 2012

[FF] Kamu manis, kataku

Hari ketigaku mengikuti #15HariNgeblogFF

**********************************************************************

Aku berdiri di balkon kamar. Mengobrol dengan tetanggaku yang kamarnya ada di seberang sana. Kami mengobrol apa saja. Setiap malam, sebelum kami berangkat tidur, aku dan lelaki itu mengobrol tentang masa kecil yang kami ingat. Dia sering menceritakan aku tentang hantu. Tentang rumah angker yang pernah ditempatinya pun, pernah ia ceritakan padaku.

Jujur, hari demi hari aku mulai menyukai dirinya. Sejak aku pindah ke rumah baruku. Kami sering pulang sekolah bersama. Sampai-sampai di kira teman-teman kami adalah sepesang kekasih. Tapi, mereka tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Memang, kami dekat. Memang, kami akrab. Tapi aku dan dia bukanlah sepasang kekasih. Kami hanya teman, dan tetangga.

Dia selalu menjawab seperti itu jika ditanya apakah dia pacarku. Padahal, aku harap dia menjawab ‘iya’. Tapi, kurasa.... dia tidak punya rasa padaku. Itu kadang membuatku sedih. Namun, tak apalah. Dia masih dekat denganku, kan?

Malam hari, setelah aku mengganti bajuku dengan piyama, aku mendengarkan musik. Sambil menunggu dia SMS ke aku. Kutunggu lima belas menit, akhirnya datang.

Hey, kok nggak muncul di balkon?

Lalu kubalas

aku kenyang habis makan. Oke, aku buka pintu, ya...

Aku pun membuka pintu, dan tampaklah dia. Dengan setelan jas yang berantakan. Mungkin habis pesta. Orang tuanya pebisnis.

“Habis pesta, ya?” tanyaku.

“Kok tahu?”

“Udah kelihatan, kali.”

“Oya, aku punya gombalan buat kamu.”

DEG!

“Gombalan apa?”

“Apa bedanya sumur dan kamu?”

“Apa, ya? Mungkin.... dalam sumur cuman sepuluh meter. Tapi kalo aku....”

“SALAH!”

“Terus....?”

“Sumur itu, untuk menimba air. Kalau kamu, untuk menimba cinta di hatiku....”

“Kyyyaa!!!!” Aku berteriak centil.

“Hihihi....” Dia terkikik geli sambil tersenyum.

Senyuman termanis, yang pernah aku lihat. “Anu, boleh aku foto kamu buat foto di kontakmu?”

Sure.” Dia merapikan dasinya, lalu berpose layaknya seorang model.

“Trims. Oaahh.... aku ngantuk, bobok dulu, ya... Gut nait....”

“Bye...”

Hari Minggunya, sore-sore, ketika aku di rumah sendirian, dan mendung di luar sana, suara pintu diketuk terdengar. Dan, kubuka pintu. AH! Dia datang!

“Hai, boleh masuk?”

“Boleh banget! Silakan, aku bikinin teh dulu ya....”

Saat aku menutup pintu, hujan langsung deras di sana. Aku menyalakan penghangat ruangan, dan membuat teh di dapur.

Petir menggelegar. Membuatku latah.

“Eh, kopi..... e, topi!.... Ee.... Napi!!!” Dia yang melihatku cuma tertawa ngakak.

Selesai membuat teh, aku meletakkan cangkir di depannya. Lalu, aku duduk di sampingnya. Namun tetap menjaga jarak.

Saat dia meminumnya seteguk, dia menatapku. Aku jadi merasa aneh.

“Kamu.....” kalimatnya terpotong karena petir. “manis.”

Aku tak yakin apa yang kudengar tadi itu benar. Namun dia mengatakan ‘kamu manis’ kepadaku.

Aku terlonjak. “BENARKAH??!!” pekikku.

Ia menatapku aneh. “Iya, bener.”

“Terima kasih....” ucapku.

“Kalo gitu, tolong tambahkan sedikit gula lagi di tehku.”

“Hah...???”

“Kan tadi aku bilang, ‘Kamu membuat tehnya kurang manis’.”

2 komentar:

ibu mengatakan...

ternyta salah dengar, hihihi

Anggie...mamAthar mengatakan...

Hihi...